Fix, Meski Lomba Ditiadakan. Ogoh-ogoh Masih bisa Dilaksanakan di Desa Masing-masing

Admin bulelengkab | 17 Januari 2024 | 660 kali

Hari Raya Nyepi, tepatnya pada Rahina Tilem Sasih Kasanga (Pengerupukan) merupakan hari raya yang sangat ditunggu- tunggu oleh para Yowana di Bali. Karena pada hari raya ini mereka bisa mengekspresikan diri melalui kreativitas seni dalam kreativitas ogoh-ogoh. Dalam pembuatan ogoh-ogoh ini banyak kreativitas seni yang bisa digarap untuk dikolaborasikan. Sebab tidak hanya ogoh- ogoh saja, tetapi seni tari dan musik gamelan juga turut ditampilkan untuk menunjang ogoh-ogoh saat pawai di wewidangan desa yang melibatkan seluruh anggota Yowana.


Berbeda dari tahun sebelumnya yang secara rutin selalu digelar, di Tahun Baru Caka 1946 ini, Pemerintah Provinsi Bali memastikan tidak akan menggelar lomba ogoh-ogoh, meski lomba ditiadakan, para Yowana masih tetap bisa membuat ogoh-ogoh untuk melestarikan adat dan tradisi yang sudah ada sejak dahulu.


Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng I Nyoman Wisandika membenarkan isu yang berkembang dimasyarakat setelah pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, bahwasannya pada perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1946 ini tidak digelar lomba ogoh-ogoh di semua Kabupaten/Kota se-Bali. Hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang rutin mengadakan lomba ogoh-ogoh tingkat kecamatan, kabupaten, hingga provinsi.


"Fix ditahun ini lomba ogoh-ogoh ditiadakan di semua kabupaten/kota se-Bali. Itu sudah keputusan dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali,” ucapnya saat ditemui diruang kerjanya, Selasa (16/1).


Berkaca dari lomba ogoh-ogoh yang sebelumya digelar, Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng hanya sebagai fasilitator lomba saja, karena dari segi pendanaan lomba hingga hadiah lomba ditanggung oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.


Wisandika mengakui, masalah anggaran merupakan alasan lomba ogoh-ogoh pada perayaan Nyepi tahun ini tidak dilaksanakan. “Ditahun ini ditiadakan dulu, selain itu juga berdekatan dengan Pemilu. Semoga ditahun 2025 bisa di gelar kembali," sambungnya.


Meski demikian, pihaknya telah berkoordinasi dengan Majelis Desa Adat di masing-masing kecamatan atau desa untuk pembuatan ogoh-ogoh masih bisa dilaksanakan dengan harapan dalam pelaksanaanya pawai pengarakan ogoh-ogoh bisa digelar dengan menjaga ketertiban dan kelancaran daerah masing-masing.


"Karena ogoh-ogoh merupakan tradisi menjelang Nyepi yang juga merupakan kreativitas para Yohana. Jadi, silakan berkreativitas dan jaga ketertiban. Pengarakannyapun juga hanya sebatas wewidangan desa saja," tutupnya.