Ikuti Kami

Tiga Ratus Santri yang Masuk Buleleng Semuanya Warga Buleleng, Sudah Dikawal oleh Camat Masing-Masing

Admin bulelengkab | 01 April 2020 | 74 kali

Di tengah pengawasan terhadap orang yang masuk ke Buleleng untuk mencegah  penularan virus corona, terdengar isu ratusan santri akan masuk ke Kabupaten Buleleng. Terkait hal itu,  Sekretaris Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 di Buleleng, Gede Suyasa melalui jumpa pers online,1/4, menjelaskan bahwa para santri sebanyak 300 orang itu memang akan masuk ke Buleleng tetapi mereka adalah warga ber-KTP Buleleng yang berasal dari Buleleng tepatnya di Kecamatan Sukasada, Gerokgak dan Seririt. Masuk ke Buleleng adalah untuk pulang karena kondisi dimana mereka menimba ilmu di sejumlah tempat di Jawa Timur untuk sementara dilakukan belajar jarak jauh atau daring sebagaimana sekolah lainnya di Indonesia. Suyasa yang juga Sekda Buleleng itu menambahkan kepulangan para santri itu sudah dikawal oleh para camat masing-masing dengan protap penyemprotan disinfektan serta anjuran untuk melakukan karantina mandiri di rumah.

Mengenai perkembangan kasus Covid 19 di Buleleng, Suyasa menjelaskan: Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berjumlah 4 orang, yakni PDP no.3, 6, 7, dan 8. Mereka masih dirawat di RSUD. Kondisinya PDP 3 dan 6 kondisi baik, sedangkan PDP 7 dan 8 kondisi sakit tenggorokan.

Kemudian jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 4 orang kondisinya batuk.

Sedangkan Orang Tanpa Gejala (OTG) yang kontak erat dgn PDP 6 yang adalah petugas rumah sakit dan kontak erat di lapangan sebanyak 109 orang. Mereka sudah melakukan rapid test dan hasilnya negatif. Rencananya akan dilakukan rapid test seminggu lagi.

Selain itu OTG yang punya riwayat ke dan dari luar negeri sebanyak 444 orang, rinciannya: Pekerja Kapal Pesiar 381 orang, TKI lainnya 37 orang, WNA  5 orang, Pulang dari LN 9 orang dan Orang yang datang dari daerah transmisi lokal Indonesia sebanyak 6 orang. Mereka dipantau oleh tenaga Puskesmas setempat.

Kemarin jumlah OTG yang punya riwayat ke dan dari LN sebanyak 662 orang, tapi sebanyak 218 sudah habis masa pantau 14 hari sehingga kini jumlahnya berkurang.(st-wid-cand)