Dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 atau umum disebut Virus Corona, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng berencana menjadikan Rumah Sakit (RS) Pratama Giri Emas sebagai rumah sakit isolasi suspect Virus Corona. Hal tersebut terungkap saat peninjauan Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra,Sp.OG bersama pimpinan OPD terkait yang diterima oleh Direksi RS Pratama beserta jajarannya, Minggu, (15/2).
Ditemui disela-sela peninjauan Wabup Sutjidra mengatakan, tujuan pengalihan pasien ke Rumah Sakit Pratama Giri Mas yang terduga terinfeksi virus Corona yang dulunya dirujuk ke RSUD Buleleng adalah untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pasien umum lainnya yang ada di RSUD Buleleng.
Selain itu ungkap Sutjidra, kebijakan ini diambil agar pasien yang diduga terinfeksi virus corona ini agar betul-betul terisolasi dalam satu rumah sakit tidak tercampur dengan pasien lainnya.”Mulai besok kita akan pindahkan semua pasien disini ke RSUD Buleleng, kita sterilkan, nantinya hanya pasien terduga terinfeksi virus dibawa kesini, “ungkapnya.
Disinggung mengenai fasilitas yang ada di Rumah Sakit Pratama ini Wabup Sutjidra menjelaskan akan menyediakan ruang screening atau rontgen, ruangan isolasi bertekanan udara negative, oksigen sentral, alat ventilator, alat pelindung diri (APD), monitor, ambulans Buleleng Emergency Service (BES) dan dapat menampung sebanyak 36 pasien.
Terkait target kesiapan RS Pratama ini dalam menerima pasien terduga virus corona , Wabup Sutjidra menjelaskan dalam 3 hari harus sudah bisa dipakai, mulai dari menyiapkan alat-alatnya, tenaga medis dan para medis.”Mulai besok tenaga medis akan dipilih, dilatih sesuai kwalifikasi dan di screening oleh ketua tim, kemungkinan juga tenaga medis di RSUD Buleleng akan diperbantukan disini agar lebih sigap,”jelasnya.
Sementara itu ketua tim yang ditunjuk untuk menangani Virus Corona ini dr. Adistya Sari, Sp.P mengatakan pihaknya telah dilatih untuk membedakan orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP). Selain dokter ada beberapa rekan petugas lab dan petugas pencegahan penyakit infeksi (PPI) yang dilatih menangani pasien virus ini.”Bagaimana pengambilan sampel hapusan tenggorokan, pencegahan penyakit infeksi, APD dan etika batuk,”jelasnya.
Lebih jauh terkait Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan pasien terduga Virus Corona jelas Adistya yaitu jika ada keluhan pasien batuk, sesak, pilek, demam, riwayat perjalanan pasien.”Pertama kita curigai dulu, masuk ke ruang isolasi, kemudian cek darah dan foto rontgen, dari foto tersebut jika ada gambaran infeksi paru, hasil lab mengarah ke infeksi virus kita namakan pasien suspect,sambil menunggu hasil lab yang dikirim ke Litbangkes pusat,” jelasnya.(wdi)