Program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Buleleng telah menunjukkan hasil penurunan yang sangat signifikan. Pasalnya prevalensi stunting yang tinggi menurut SSGI pada tahun 2021 silam yakni sebesar 8,9%, dan meningkat pada tahun 2022 menjadi 11 %, menurut data terakhir ePPGBM yakni pada bulan Pebruari 2024 prevalensi stunting di Kabupaten Buleleng menunjukkan penurunan menjadi 3,5 %.
Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng Gede Suyasa dalam sambutannya pada kegiatan rembuk stunting di Kabupaten Buleleng Tahun 2024 yang dilaksanakan di Gedung Wanita Laksmi Graha Singaraja, Selasa (26/3).
Meskipun mengalami penurunan pravelensi stunting yang sangat signifikan, Mantan Kadisdikpora Buleleng itu menekankan agar
tidak boleh lengah dan harus tetap awas agar kondisi yang sudah mengalami perbaikan ini dapat dipertahankan.
"Penurunan stunting harus tetap terlaksana bersama secara konvergensi antara pemerintah kabupaten, pemerintah desa, lembaga swadaya, lembaga donor dan seluruh masyarakat. Keberhasilan intervensi stunting memerlukan kerjasama lintas program dan lintas sektor mulai dari perencanaan penganggaran, implementasi, monitoring dan evaluasi," tegasnya.
Ditekankan olehnya, masalah stunting di Kabupaten Buleleng masih perlu mendapat perhatian serius. Rendahnya tingkat pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan dapat berdampak pada perkembangan janin.
Sebagaimana diketahui bersama, seribu hari pertama kehidupan adalah periode yang sensitive bagi kehidupan seorang anak sebab dampak dari pemenuhan gizi dan nutrisi lain yang tidak terpenuhi akan bersifat permanen dan tidak bisa diperbaiki. "Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus untuk pemenuhan gizi anak pada periode ini,"imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas P2KBP3A Kabupaten Buleleng I Nyoman Riang Pustaka mengatakan, digelarnya kegiatan rembuk stunting ini bertujuan untuk memastikan perencanan dalam mengintervensi angka stunting di Buleleng bersama pihak terkait.
“Kegiatan ini harus dilakukan Pemerintah Kabupaten Buleleng untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting dilakukan secara bersama-sama antara OPD penanggung jawab pelayanan dengan sektor atau lembaga non pemerintah dan masyarakat,” katanya.
Riang Pustaka menyebut upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Buleleng akan terus berlanjut untuk mencapai target nasional yang telah ditetapkan. Kerjasama antara pemerintah kabupaten, pemerintah desa, lembaga swadaya, dan seluruh masyarakat terus menjadi kunci dalam menangani masalah ini secara efektif. (Suy)