Pemerintah terus mengupayakan agar UMKM terus berkembang dan bersaing dengan pengadaan e-purchasing. Dengan e-katalog lokal bisa mengakomodasi keberadaan UMKM sehingga mampu masuk ke system itu dan anggaran daerah akan lebih banyak terserap di daerah sendiri. Demikian disampaikan Sekda Buleleng Gede Suyasa usai menghadiri penutupan Hipmi Bisnis Mentoring di ruang rapat unit IV kantor Bupati Buleleng, Jumat, (2/9).
Lebih lanjut ungkap Sekda Suyasa, akses sekarang ini dibuka seluas-luasnya bagi pengusaha lokal dalam pengadaan barang jasa melalui e-katalog lokal."Tantangannya sekarang mampukah pengusaha lokal menangkap peluang ini," terangnya.
Diharapkan oleh Sekda Suyasa melalui Hipmi dengan bisnis mentoringnya mampu melahirkan pengusaha-pengusaha muda yang siap bersaing, sehingga lebih banyak peluang-usaha yang ditangkap."Saat ini pemerintah terus memperbanyak etalase e-katalog untuk memperluas akses bagi pengusaha-pengusaha lokal kita,"tutupnya.
Sementara itu Ketua Hipmi Buleleng Gede Subianta Eka Kresnawan, mengatakan Hipmi Buleleng memiliki program terobosan untuk mengembangkan bisnis bagi pengusaha muda yang pemula maupun yang baru berjalan dengan mengundang mentoring yang ekpert diberbagai bidang dengan metode pembelajaran pelatihan intensif selama 3 bulan 12 kali pertemuan.
Lanjut Gede Subianta, Hipmi bisnis mentoring bertujuan memberikan ilmu bisnis dan pengalaman secara keseluruhan dan berkelanjutan. Hasil mentoring ini dapat membangun komunitas khusus, membangun ekosistem bisnis bersama-sama.
"Pesertanya umum tidak anggota Hipmi, kita berikan ilmu untuk runing bisnis yang bagus mulai digital marketingnya, fundamental bisnis, bisnis plan, marketing, branding dan membangun tim. Jadi ilmu yang didapat memang clear dan bisa diimplementasikan di dunia usahanya." imbuhnya.
Masih ditempat yang sama, salah satu peserta bernama Gede Pasek Reksa dari Seririt yang menggeluti usaha dibidang pertanian dan perkebunan mengatakan, pengalaman yang didapat dari bisnis mentoring yaitu mengetahui ilmu membangun fondasi bisnis, leadership dan serta budgeting yang lebih detail.
"Disana tidak hanya teori yang diajarkan tapi praktik dan langsung dievaluasi, sehingga mampu membangun bisnis berdasarkan data target yang jelas bukan dengan perasaan karena ilmu bisnis itu ilmu pasti," terangnya. (wd).