Komitmen dalam mewujudkan pemerintahan yang baik, pemerintahan yang bersih, dan pemerintahan yang terbuka kepada masyarakat menjadi landasan dalam pelaksanaan sistem pemerintahan di Kabupaten Buleleng. Atas hal itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng melaksanakan Bimbingan Teknis Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan (SPIP) Terintegrasi Tahun 2022 dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Bali yang dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah Buleleng Gede Suyasa bertempat di Banyualit Resort and Spa Lovina, Selasa, (13/12).
Kegiatan yang diselenggarakan selama 3 hari mulai dari tanggal 13-15 Desember itu bertujuan memberikan kemampuan teknis atas pencapaian organisasi melalui kegiatan yang efektif, efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Melalui sambutannya, Sekda Buleleng Gede Suyasa menerangkan bahwa SPIP Terinteragrasi ini sangat penting karena akan berkaitan dengan tata kelola pemerintahan dan dapat meningkatkan nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Buleleng sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, dan bertanggung jawab .
Sekda Suyasa menambahkan dengan penerapan SPIP yang baik dapat membuktikan Buleleng meraih penilaian maturitas yang sebelumnya level 2 naik menjadi level 3 berdasarkan hasil bimbingan teknis self assessment yang di laksanakan BPKP Provinsi Bali yang secara otomatis dapat mendongkrak Monitoring Center for Prevention (MCP) di Kabupaten Buleleng.
"Oleh karena itu kegiatan ini sangat bermanfaat untuk kita semua dan harapannya peserta dapat mengikuti dengan baik hingga akhir,"pintanya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Bali yang juga sebagai narasumber Bimtek Muhammad Masykur menjelaskan bahwa dalam mengelola SPIP ini dibutuhkan komitmen untuk bertanggung jawab dalam membangun pemerintahan, kemudian konsekuensi juga perlu dipertimbangkan untuk memperoleh pencapaian yang direncanakan, dan terakhir perlu adanya konsistensi dalam mengelola SPIP di daerah bahkan harus lebih ditingkatkan tiap tahunnya.
"Kunci sukses SPIP ini kita harus tertib administrasi, tertib hukum, dan menjaga dari sisi akuntabilitasnya,"jelasnya.
Lebih lanjut, dirinya menjelaskan SPIP tidak dapat dipisahkan dengan tata kelola pemerintahan yang baik, manajemen resiko, kemudian mengendalikan resiko dan hal tersebut akan dinilai menggunakan sebuah sistem/tools seberapa besar efektifitas sistem pengendalian yang ada di Buleleng.
Diakhir, Muhammad Masykur berharap jika kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan untuk dapat bisa memahami sekaligus menerapkan penilaian SPIP dengan baik.
"Bahwa dengan prestasi 8 kali WTP yang di raih Buleleng pastinya memiliki SPIP yang bagus,"pungkasnya.(Ag)