Guna mengantisipasi dampak La Nina dan bencana
Hidrometeorologi pada musim hujan, Pemerintah Kabupaten Buleleng bersama
Forkopimda Buleleng melakukan Apel Gelar Pasukan di Taman Kota Singaraja, pada
Selasa, (30/11).
Kaplores Buleleng, AKBP Andrian Pramudianto, S.I.K.,
SH.,M.Si selaku pemimpin apel tersebut menyampaikan hasil kajian dari BMKG
menunjukkan curah hujan tahun ini mengalami peningkatan, terutama November
hingga Februari 2022 sekitar 20 sampai 70% yang disebabkan dari dampak La Nina.
"Penambahan curah hujan di Indonesia pada umumnya,
Kabupaten Buleleng pada khususnya berdampak dengan peningkatan pada curah hujan
sehingga timbul bencana seperti angin puting beliung, banjir bandang, dan tanah
longsor," ucapnya.
Lebih lanjut, Andrian mengatakan untuk langkah kesiapsiagaan
antisipasi La Nina perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut; memastikan
kapasitas insfrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk
mengantisipasi peningkatan curah hujan, penataan lingkungan dengan tidak membuang
sampah sembarangan, tidak melakukan pemotongan pohon dengan tidak terkontrol,
melakukan pemangkasan ranting pohon yang rapuh, menguatkan tiang agar tidak
roboh ketika tertiup angin kencang, melakukan penghijauan pada daerah-daerah
resapan air.
Disamping itu, pihaknya mengajak kepada tim terpadu
penanganan bencana, camat, perbekel, lurah, kelian desa adat agar terus
memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait potensi bencana alam di
Kabupaten Buleleng.
Selain itu, setiap stakeholder baik Pemkab, Forkopimda, dan
masyarakat Kabupaten Buleleng untuk bergandeng tangan, bersiap siaga bencana
alam.
"Mari kita senantiasa perilaku hidup bersih dan sehat
serta menjaga lingkungan kita masing-masing. Kita tumbuhkan kesadaran bahwa
mitigasi bencana merupakan tanggung jawab bersama yang harus digencarkan
melalui sosialisasi secara intens maupun masif guna memberikan pemahaman kepada masyarakat," ujarnya.
(Wir)