Revitalisasi Pasar Banyuasri yang resmi dikerjakan Desember 2019 lalu, kini proses pembangunannya telah mencapai plus 18% dari skedul 15% bulan Februari 2020. Percepatan pembangunan pasar itu tercapai karena pengerjaan dilakukan siang dan malam hari. Hal itu disampaikan Plt. Kadis Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Buleleng, I Putu Adiptha Ekaputra, ST. MM. saat ditemui di Lobby Kantor Bupati Buleleng beberapa waktu lalu.
Plt. Adiptha juga menambahkan, penyelesaian revitalisasi Pasar Banyuasri ditargetkan tuntas 28 Desember 2020 atau 400 hari pengerjaan. “Kemarin sudah masang precast (beton) , sudah erection (pemasangan strutur baja), pakai alat berat kita pasang di atas untuk mempercepat progresnya (revitalisasi pasar),” imbuhnya.
Disinggung terkait pengaruh hujan yang sering terjadi, Plt. Adiptha mengaku hujan bukan menjadi kendala, karena bisa diatur waktu pengerjaannya. “Kalau hujannya ringan, kita tetap bekerja, namun kalau deras kita istirahat untuk menghindari petir karena ada tower di atas,” jelasnya.
Berlanjut ke topik hujan, ketika disinggung terkait upaya PUTR Buleleng dalam menanggulangi banjir dimusim penghujan, pihaknya mengaku pengerjaan sodetan dan pembangunan drainase di beberapa titik rawan banjir hasilnya efektif. Hal itu terbukti dari beberapa wilayah rawan banjir tahun lalu, kini sudah tidak terjadi lagi. Namun demikian, ada beberapa wilayah yang meluap dikarenakan tumpukan sampah pada drainase. “Ketika banjir pasti sampah masalahnya, banyak sampah di drainase. Saya mohon masyarakat untuk sadar membuang sampah pada tempatnya,” ujarnya.
Plt. Adiptha menambahkan, pihaknya telah menerjunkan puluhan personil di setiap titik rawan banjir ketika hujan turun. Hal itu dimaksudkan untuk mencegah terjadinya banjir dengan membersihkan drainase dari tumpukan sampah. “Ketika hujan mulai, kita kirim petugas ke lapangan dan sampahnya kita angkut langsung, karena banyak sampah kayu dan sampah rumah tangga,” tegasnya.
Pihaknya berharap dengan berbagai upaya yang telah dilakukan dan dukungan masyarakat untuk sadar menjaga lingkungannya, titik rawan banjir di Buleleng tidak ada lagi. Sehingga kedepan program pembangunan di sektor lain dapat berjalan maksimal. (Agst).