Panggung seni budaya Ardha Candra Art Center bergema semarak dalam perhelatan Utsawa Gong Kebyar Anak-anak Kabupaten Buleleng PKB XLVII yang berlangsung pada Selasa malam (24/6). Sanggar Santhi Budaya tampil memukau lewat tiga garapan kreatifnya, yaitu tabuh kreasi Sasuluh, tari Sweta Pangkaja, dan Medolanan Benteng-bentengan.
Terpantau, penampilan mereka berhasil memukau masyarakat, tidak hanya yang berasal dari Kabupaten Buleleng, namun juga masyarakat kabupaten lainnya yang turut meramaikan Ardha Candra. Decak kagum mengiringi penampilan tabuh kreasi Sasuluh dan tari Sweta Pangkaja, sementara gelak tawa pecah saat adegan anak-anak menampilkan kocakan di Medolanan
I Gusti Ngurah Eka Prasetya, pembina Sanggar Santhi Budaya, menuturkan ketiga garapan itu dikemas untuk menghadirkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.
“Medolanan kali ini bukan sekadar permainan anak-anak. Benteng-bentengan ini punya filosofi mendalam untuk menumbuhkan rasa patriotisme sejak dini,” kata seniman yang akrab disapa Gus Eka itu.
Selain melestarikan seni tradisi, sanggar juga mengangkat tema modernisasi dan tantangan zaman. Salah satunya lewat konsep flashback dalam dolanan anak-anak, di mana anak-anak masa lalu dan remaja masa kini disandingkan dalam dua dimensi waktu.
“Kegiatan ini sekaligus mengingatkan generasi sekarang agar tetap mencintai dan menjaga budaya di tengah gempuran teknologi dan media sosial,” ujarnya.
Penampilan Sanggar Santhi Budaya melibatkan total 132 orang penabuh, penari, dan pendukung, di luar kru teknis. Gus Eka menjelaskan, persiapan untuk tabuh berlangsung selama lima bulan, sementara tari dan dolanan digarap selama 2,5 bulan. Semua pembinaan melibatkan anak-anak didikan Santhi Budaya.
Gus Eka berharap, penampilan pada malam ini menjadi pembuktian bahwa seni tradisi tetap relevan dan mampu beradaptasi di tengah perubahan zaman. (can)