Genggong merupakan satu satu instrument karawitan yang unik dan langka. Alat musik rakyat yang secara tradisional hanya dimainkan sebagai alat musik tunggal atau sejumlah kecil Genggong lainnya sebagai hiburan informal. Genggong dengan tambahan kecek, kenuk, kendang, suling, rindik, kempul, menjadi seni pertunjukkan musik yang memiliki estetika keindahan upacara, sarana interaksi masyarakat sebagai media pendidikan, hiburan, wahana pelestarian alam, seni dan budaya.
Dipentaskan pada agenda Buleleng Development Festival (BDF) 2024 di hari ketiga, Sekeha Genggong Dharma Jati Desa Selat, Sukasada pada panggung utama RTH Bung Karno, beberapa hari lalu mampu menyedot antusiasme pengunjung untuk menyaksikan pertunjukkan seni musik yang langka di Buleleng, bahkan satu-satunya di Buleleng yang masih eksis kesenian tradisional ini dengan ciri khas pakain Patih ini bersama 19 orang penabuh ini yang rata-rata usia diatas 50an ini membawakan tabuh seperti Tabuh Gegenderan, Pependetan, Panglungan, Singaraja Sakti masih mampu untuk menunjukkan kelihaian dalam memainkan alat musik tradisional ini.
Ditemui sebelum pentas, Ketut Yana (55) selaku Ketua Sekeha Dharma Jati Desa Selat, Sukasada ini mengatakan kesenian Genggong yang sejak 1980 an didirikan oleh Wayan Semita selaku penglingsirnya sampai sekarang masih eksis dan sering tampil diberbagai event, seperti pentas di Pawai Pembangunan, Hotel Matahari, Hotel Lovina dan pernah tampil di PKB Bali.
“Musik Genggong satu-satunya ada di Buleleng, kalau di luar Buleleng hanya Gianyar Pegok dan Karangasem yang saya tahu. Dan pertunjukkan Genggong ini bisa dilakukan pada acara Dewa Yadnya dan Manusia Yadnya seperti tiga bulanan, jika ada yang ngupah,”akunya.
Terkait dukungan dalam upaya pelestarian dari seni pertunjukkan tradisional ini, pihaknya telah dibantu oleh tokoh masyarakat di desanya, pihak desa adat dan dinas berupa pakaian dan perangkat gamelan rindik serta biaya servis gamelan dan juga pihak kabupaten membantu memfasilitasi saat tampil disejumlah event-event.”Dukungan ini sangat berarti sekali untuk kami, dulu pernah mandeg, namun karena dukungan tersebut akhirnya bisa bergeliat lagi,”ujarnya.
Ditambahkan pihaknya telah merintis dan merekrut anak- anak usia sekolah di desanya yang memiliki bakat memainkan Genggong ini untuk meregenerasi kelanjutan sekeha ini.”Dukungan semua pihak sangat kami perlukan di tengah kemajuan zaman, inilah tantangan kami mudah-mudahan dengan penampilan kami di BDF Taman Bungkarno ini, semua pihak merasakan dan memiliki jiwa untuk ikut melestarikan seni budaya tradisional yang adi luhung ini,”harapnya.(wd)