Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Kesehatan menggelar Forum Perangkat Daerah untuk merancang kebijakan kesehatan tahun 2026. Forum ini menjadi ajang strategis dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan guna menyelaraskan program kesehatan dengan perencanaan pembangunan daerah.
Bertempat di Ruang Rapat Dinkes Buleleng, Jumat (28/2), dalam sambutannya Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, Nyoman Budiastawan menyampaikan sebagai daerah dengan topografi yang beragam, akses layanan kesehatan masih menjadi tantangan, terutama bagi masyarakat yang tinggal di wilayah berbukit dan terpencil. Saat ini, layanan kesehatan di Buleleng ditunjang oleh 3 rumah sakit pemerintah, 1 rumah sakit tentara, 5 rumah sakit swasta, 20 puskesmas, dan 72 puskesmas pembantu.
Meskipun sarana kesehatan terus berkembang, rasio tenaga medis di Buleleng masih perlu diperbaiki. Saat ini, jumlah dokter spesialis dan umum masih kurang, untuk itu, peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan menjadi salah satu fokus utama forum ini. Dinkes Buleleng berkomitmen untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sejalan dengan visi daerah “Nangun Sat Kerthi Loka Bali Melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana dalam Bali Era Baru di Kabupaten Buleleng.”
Melalui forum ini, Plt. Kadis Budi Astawan memaparkan beberapa program strategis yang telah dirancang untuk mempercepat transformasi layanan kesehatan, di antaranya Dinkes akan mengalokasikan anggaran untuk membiayai iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi masyarakat miskin serta melakukan sinkronisasi penyelenggaraan JKN antara BPJS Kesehatan, Dinas Sosial, dan Dinas Kesehatan.
Disisi lain penguatan SDM Kesehatan menjadi salah satu prioritas utama melalui pelatihan dan penambahan tenaga medis di daerah terpencil. Upaya ini bertujuan untuk memastikan pemerataan layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat. "Pengembangan Fasilitas Kesehatan guna memastikan layanan kesehatan yang merata. Selain itu, peningkatan kualitas layanan puskesmas dan rumah sakit juga menjadi agenda penting, termasuk pemenuhan alat kesehatan dan akreditasi fasilitas medis," ujarnya.
Penurunan Stunting dan Angka Kematian Ibu & Bayi akan dilakukan secara holistik, mulai dari pemantauan gizi ibu hamil hingga perbaikan pola makan anak. Selain itu, program kesehatan ibu dan anak akan diperkuat untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Buleleng.
Dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit
Dinkes berupaya mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, dan malaria, serta memastikan masyarakat mendapatkan akses terhadap obat-obatan dan vaksin dasar yang aman, efektif, dan berkualitas.
Kadis Budi Astawan menegaskan bahwa pembangunan kesehatan harus dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan. Pemerintah daerah berkomitmen untuk menghadirkan layanan kesehatan yang inklusif, terjangkau, dan berkualitas bagi seluruh masyarakat.
"Melalui sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, kami optimis dapat meningkatkan layanan kesehatan di Buleleng. Harapannya, masyarakat semakin mandiri dalam menjaga kesehatannya, sehingga tercipta SDM unggul dan kompetitif," pungkasnya. (Mdy)