Banyak pura suci di Kabupaten Buleleng memiliki fungsi sebagai tempat “Panglukatan” atau pembersihan diri bagi Umat Hindu, seperti halnya Pura Yeh Ketipat, Pura Tirta Sudhamala, dan Pura Sakti yang berada di Desa Pejarakan Kecamatan Gerokgak. Dari sekian banyak pura yang memiliki fungsi sebagai tempat malukat itu, terdapat satu pura panglukatan yang sangat unik dan telah banyak didatangi oleh pamedek dari berbagai daerah di Bali.
Pura ini berada di Banjar Yeh Mas, Desa Pancasari Kecamatan Sukasada. Berdampingan dengan Danau Buyan, Pura Taman Beji atau lebih dikenal dengan sebutan Tirte Yeh Masem ini memang berbeda dari banyak tempat malukat pada umumnya. Kendatipun berada di pinggir Danau Buyan, rasa air suci atau tirta Pura Taman Beji terasa masam dilidah. Keunikan ini sudah dirasakan oleh banyak umat Hindu yang pernah malukat atau pun sembahyang.
Jro Mangku Wayan Laba, selaku Pemangku PuraTaman Beji menerangkan lebih dikenalnya sebutan Petirtaan Yeh Masem itu dikarenakan oleh rasa masam yang timbul ketika air itu dikecap. Anehnya lagi, bila air itu dibawa pulang maka rasa masamnya dipastikan akan hilang. “Tirta disini memang sangat unik dan berbeda dengan yang lain. Rasanya masam meskipun bercampur air Danau Buyan, namun jarak sekian meter dari pura ini, airnya normal. Anehnya lagi kalau tirta ini dibawa pulang, maka dipastikan hilang rasa masamnya,” terang Jro Mangku Wayan Laba, Jumat, (17/3).
Ditambahkan, dahulu pihaknya pernah menerima kedatangan seorang Sulinggih asal Kabupaten Negara yang secara tiba-tiba ingin sembahyang dan malukat di Pura Taman Beji. Dari ceritanya dikatakan bahwa Sulinggih itu mendapatkan “Pawisik” dari Tuhan untuk melakukan persembahyangan. Sulinggih itu juga berpesan bahwasannya pura ini sangat baik untuk panglukatan dan pengobatan.
“Sejak saat kedatangan Sulinggih itu, entah dari mana orang-orang mendapatkan informasi, Pura Taman Beji banyak dikunjungi umat untuk sembahyang dan malukat. Ada dari Denpasar, Klungkung dan Singaraja.” Terang Jro Mangku Wayan Laba. (Agst).