Sehubungan dengan informasi yang beredar sebelumnya mengenai ratusan babi mati di salah satu perusahaan swasta di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan beberapa hari belakangan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng melalui Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Buleleng mengajak masyarakat agar selalu berkoordinasi antara pengusaha ternak babi dalam skala besar maupun kecil sehingga kejadian tersebut dapat ditangani dengan cepat dan dicegah lebih dini.
Dikonfirmasi langsung via telepon, Jumat, (5/5) Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng I Made Sumiarta menjelaskan kejadian yang melibatkan perusahaan swasta di bidang ternak babi tersebut menurutnya kematian ternak babi itu terjadi secara bertahap mulai dari Bulan Januari dengan total kematian 400-an ekor babi dari total 1300 ekor babi yang dimiliki perusahaan swasta dan sisa babi yang masih sehat lainnya telah di jual karena kondisinya dinyatakan masih layak untuk dikonsumsi.
Pihaknya menambahkan, sebelum kejadian kematian ini dari pihak perusahaan mengaku sempat membeli bibit babi dari luar daerah Buleleng, dan setelah dipelihara peranakan babi tersebut mengalami proses adaptasi seperti halnya pengenalan pakan dan kondisi kandang yang mana dalam perjalanannya ternyata babi tersebut mengalami diare, dan tidak nafsu makan sehingga mengalami kematian yang juga erat kaitannya diindikasikan dengan virus Hog Kolera atau dikenal dengan Classical Swine Fever (CSF).
“Kondisi sekarang di kandang sudah tidak ada babi yang dipelihara karena dari pihak perusahaan masih takut terjadi seperti kejadian bulan kemarin,”jelasnya.
Dengan adanya kejadian ini, Kadis Sumiarta menjelaskan langkah Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada pelaku usaha ternak babi di Buleleng tetap gencar dilaksanakan mengenai penanganan kandang babi yang harus rutin dibersihkan dan dibantu dari petugas terkait menyemprotkan disinfektan, tidak lupa asupan vitamin yang harus rutin diberikan selain upaya pencegahan berupa vaksinasi langsung ke hewan. Beruntungnya, hingga saat ini sesuai dengan monitoring rutin yang dilakukan Distan Buleleng masih belum ada laporan kematian lagi dari peternak babi baik skala besar dan skala kecil yang dominan memelihara bibit babi lokal Buleleng.
Diakhir, dirinya menghimbau kepada seluruh Masyarakat Buleleng yang mempunyai usaha ternak babi baik dalam skala besar atau kecil agar selalu berkoordinasi dengan Distan Buleleng sendiri sehingga jika terjadi hal seperti ini lagi dapat dikomunikasikan lebih lanjut sehingga tidak sampai terjadi kematian dalam skala besar pada masing-masing Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) di setiap kecamatan.
“Kita ingin menciptakan situasi aman dengan bersinergi bersama antar seluruh stakeholder, karena ini ternak babi bali yang merupakan sektor andalan dalam penjualan keluar daerah, jangan hanya karena penyakit ini menjadikan pengiriman dalam daerah atau keluar bisa terhambat,”tutupnya. (Ag)