Bantuan beras untuk warga Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula yang terdampak karantina skala desa untuk mencegah penularan virus Corona sudah disalurkan oleh Pemkab Buleleng melalui Dinas Sosial Kabupaten Buleleng. Jumlah beras yang sudah disalurkan pada hari pertama Senin (4/5) sebanyak 10 ton. Lalu bantuan kembali disalurkan hari Selasa (5/5) sebanyak 30 ton. Diperkirakan membutuhkan beras untuk 14 hari karantina sebanyak 70 ton. Demikian dikatakan Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa dalam jumpa pers online hari Selasa sore (5/5).
"Semua bantuan beras diterima Bumdes setempat untuk dibagikan merata ke semua warga terdampak di masing-masing dusun," tambahnya.
Mengenai estimasi anggaran yang dikeluarkan untuk menangani dampak dari karantina di Bondalem itu diperkirakan sebanyak Rp 2,3 Milyar.
Sementara itu perkembangan 16 pedagang yang dikarantina di sekolah di Bondalem karena hasil rapid test positif, dijelaskan mereka sudah diambil test swab tadi pagi, namun hasilnya belum keluar.
Sebelumnya Suyasa memaparakan perkembangan data kasus penanganan Covid-19 di Buleleng. Data kasusnya masih sama seperti sebelumnya, yakni : Pasien Covid-19 yang dirawat di RS Giri Emas sebanyak 20 orang, dirujuk perawatannya di RSUP Sanglah Denpasar 4 orang, dan sebelumnya sudah ada pasien asal Buleleng dirawat di Denpasar 6 orang, dan pasien sembuh 13 orang.
Terkait bantuan beras bagi tenaga Satgas Desa yang menangani Covid-19 di masing-masing desa, Suyasa mengaku data relawan masih dibuat oleh masing-masing perbekel. Diharapkan satu desa yang luas maksimal relawannya sebanyak 50 orang. Bantuan beras untuk relawan juga sudah disiapkan berkisar 100 ton beras.
Dalam hal validasi data juga sedang berlangsung untuk penerima BLT di Buleleng. Kehati-hatian dalam mencocokan data dimaksud agar tidak terjadi penerima double dapat bantuan serupa. Namun demikian, uang bantuan BLT sudah siap, dan nantinya akan disalurkan melalui PT. Pos. (st-wid-wir)
