Angkat Kisah Si Luh Pasek Melalui Karya "Rungu I Meme"

Admin bulelengkab | 12 Juli 2025 | 76 kali

Sosok Si Luh Pasek yang kisahnya jarang dikenal khalayak umum akhirnya mendapat panggung terhormat di ajang Pesta Kesenian Bali 2025. Melalui karya tari bertajuk "Rungu I Meme" yang dibawakan oleh Gong Kebyar Dewasa Duta Kabupaten Buleleng dari Sanggar Seni Anglocita Suara, bertempat di Panggung Terbuka Ardha Candra, Denpasar, Jumat, (11/7).


Garapan kreasi ini menghadirkan kembali figur ibu dari Ki Barak Panjisakti. Tarian ini menjadi ruang refleksi dan penghormatan atas peran ibu sebagai sumber kehidupan dan keseimbangan semesta.


Saat ditemui Ketua Sanggar, Putu Aldi Philberta Harta Celuk, menyampaikan bahwa persiapan untuk penampilan ini telah dilakukan sejak awal Januari. Karya Rungu Imemi menurutnya berarti ‘mendengar ibuku’. Ini adalah pengingat bahwa dalam hiruk-pikuk kehidupan, kita sering lupa bahwa jagad (dunia) yang sesungguhnya adalah ibu itu sendiri.


"Kami ingin membawakan sesuatu yang berbeda, bukan hanya soal teknik tari, tapi juga soal nilai dan perenungan yang dalam,"jelasnya.


Konsep Rungu I Meme lahir dari pemikiran bahwa kemuliaan ibu adalah sumber keseimbangan semesta. Dalam tradisi Jagad Kerthi yang diagungkan di Bali, penghormatan terhadap ibu bukan hanya simbolik, melainkan sebuah pijakan spiritual.


Dengan mengangkat kisah Si Luh Pasek, yang meskipun jarang disebut, telah melahirkan sosok luar biasa seperti Kibarak Panji Sakti, Sanggar Anglocita Suara ingin menempatkan kembali peran ibu dalam narasi besar sejarah dan budaya Bali.


Selain karya tersebut, Sanggar Seni Anglocita juga membawakan garapan Tabuh Kreasi Baru “Giri Guru” dan Tari Kreasi Baru Kekebyaran “Sattva Samata”. Keduanya mengangkat nilai-nilai keseimbangan, spiritualitas, dan harmoni dalam kehidupan masyarakat Bali. (Ag)