Berbagai kegiatan dalam menyemarakkan kegiatan HUT Kota Singaraja ke- 416 dilaksanakan, salah satunya lomba mekendang se-Bali bertempat di Wantilan Berdaya Krama Budaya Desa Adat Pakraman Buleleng, Sabtu,(14/3),dibuka oleh Plt. Kepala Dinas Kebudayaan Drs. Made Sudiarba mewakili Ketua Pantap Hut Kota disaksikan Kelian Desa Adat Pakraman Buleleng Nyoman Sutrisna, Kelian Banjar Adat Liligundi dan undangan lainnya.
Dalam sambutan Ketua Pantap yang dibacakan oleh Plt. Kadis Kebudayaan menyampaikan tujuan dari lomba mekendang adalah untuk menjaga eksistensi seni dan budaya bagi generasi muda dan sebagai moment dalam menyalurkan bakat serta mencetak bibit potensial seni megambel yang profesional.
Ditambahkan Plt. Kadisbud, Pemkab Buleleng selalu mendukung upaya-upaya dalam pelestarian seni budaya Bali salah satunya seni budaya megambel."Kita akan terus dorong dan berikan lebih banyak ruang kepada masyarakat dalam melestarikan seni megambel ini, sehingga lahir bakat-bakat seni di Buleleng ini, " harapnya.
Sementara itu, Kelian Desa Adat Pakraman Buleleng Nyoman Sutrisna yang juga mantan Kepala Dinas Pariwisata ini mengatakan, sangat berterimakasih kepada penggagas lomba ini, lebih-lebih juri yang didatangkan sangat berkompeten dibidangnya.
Lebih jauh papar Sutrisna, Desa adat Pakraman Buleleng setiap bulannya mengadakan ajang seni budaya di wantilan ini."Mudah-mudahan teruna-teruni disini berkiblat dalam lomba ini dan menjadi stimulan dalan melahirkan seniman mekendang terbaik,"harapnya.
Terkait kegiatan lomba, I Made Pasca Wirsutha, S.Sn selaku ketua panitia lomba mekendang menjelaskan, peserta lomba berjumlah 14 orang namun gugur satu karena tidak datang, peserta yang mengikuti berasal dari Kota Denpasar 8 orang, Kabupaten Bangli 1 orang dan Buleleng sebanyak 5 orang.
Alasan lomba mekendang dinamakan Mekendang Pengipuk Truna Jaya ungkap Made Pasca, dikarenakan maestro kendang tunggal ini lahir di Buleleng yaitu Gede Manik dan tari Teruna Jaya ini berasal dari Buleleng."Buleleng sejak dulu terkenal dengan kekendangan pengipuk, atas dasar itu kita ingin membangkitkan kekendangan pengipuk,"jelasnya.
Disinggung terkait kepesertaan, Made Pasca mengharapkan agar kegiatan kedepan lebih banyak peserta yang ikut. "Kita akan sosialisasikan dan undang setiap sekolah di Bali khususnya di Buleleng dan mewajibkan setiap sekolah ikut lomba ini,"harapnya.
Dari hasil lomba mekendang tunggal ini juara I atas nama Agus Heri dari Denpasar mendapat piagam, tropi dan uang sebesar Rp. 2.5 juta, juara II diraih oleh Komang Pande Anom Ruspayana dari Denpasar mendapat piagam,tropi dan uang sebesar Rp. 2 juta dan juara III atas nama I Putu Juliana Putra dari Seririt Singaraja mendapat piagam,tropi dan uang sebesar Rp. 1 juta dan juara harapan I atas nama I Nyoman Saputra Jaya dari Denpasar hanya mendapat piagam.(wdi)