Di era digital seperti sekarang, masyarakat sudah sangat dimanjakan dengan berbagai pilihan teknologi informasi dan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (DAPD) Kabupaten Buleleng dituntut aktif dan kreatif dalam menyajikan sebuah wahana yang tidak hanya monoton berjibaku dengan buku-buku yang tebal dan berat, akan tetapi bisa mengenalkan dengan cara baru, yakni dengan sentuhan teknologi zaman now yang lebih efektif dan komunikatif.
Oleh karena itu, lahirlah terobosan baru yakni perpustakaan dengan konsep digital dan konvensional yang berlokasi di area Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bung Karno Singaraja, Kamis (1/6). Jika mendengar RTH Taman Bung Karno, mungkin terbesit dipikiran hanya ada patung dan panggung stage Singa Ambara Raja yang gagah serta ruang museum sejarah Soekarno dan ibunya Nyoman Rai Srimben. Namun kali ini sedikit berbeda, di museum sejarah Bung Karno itu telah dipercantik dengan buku-buku sejarah Bung Karno lengkap beserta fotonya. Disana masyarakat akan dapat memilih untuk membaca buku sejarah Bung Karno secara konvensional ataupun melalui digital.
Ditemui di lokasi perpustakaan, Kepala DAPD Kabupaten Buleleng Made Era Oktarini menjelaskan perpustakaan ini adalah sebagai wadah menyalurkan informasi dengan cepat, tepat dan global serta dapat diketahui masyarakat luas tentang sejarah dari Bung Karno.
Masyarakat bisa mengunjungi perpustakaan ini secara umum karena disini tersedia 130 buku konvensional dan 22 ebook digital. Selain itu, disetiap foto yang terpanjang cantik didinding perpustakaan juga sudah terpasang barcode.
"Pengunjung hanya perlu scan barcode saja pada fotonya dan kemudian bisa membaca langsung sejarahnya disana. Namun untuk pengunjung yang kurang memahami digitalisasi bisa membaca langsung lewat buku konvensionalnya," ajaknya.
Kadis Era menuturkan bahwa perpustakaan ini merupakan rancangannya dari awal tahun lalu. Bahkan dirinya sempat berkoordinasi ke Bale Agung Buleleng untuk mencari informasi tentang sejarah Bung Karno. Kedepan pihaknya akan terus mengembangankan perpustakaan ini dan akan ditingkatkan mengingat saat ini terkendala kapasitas server yang belum memadai.
"Nantinya ini tentu akan kami kembangkan. Perpustakaan berbasis e-book ini memerlukan server yang kuat dan kita belum bisa maksimalkan, secepatnya akan dikoordinasikan dengan Dinas Kominfosanti agar bisa bersinergi dalam pengembangan terutama pada servernya," imbuhnya.
Lebih lanjut dikatakan, bagi peminat baca yang tempat tinggalnya jauh dari lokasi RTH Bung Karno, tidak perlu khawatir karena DPAD juga sudah menyiapkan aplikasi digital perpustakaan yang bisa diakses dari rumah dengan situs slim.bulelengkab.go.id. Jadi, pengunjung bisa akses dari rumah dan menggali informasi melalui smartphone atau komputer.
Dipenghujung pihaknya berharap, melalui perpustakaan ini dapat menumbuhkan minat baca dan meliterasi sejarah khususnya Bung Karno, karena perpustakaan tidak hanya tempat untuk membaca saja melainkan juga sebagai sarana untuk memahami isi dari buku tersebut.