Pemkab Buleleng Gelar Aksi Bersih Serangkaian World Cleanup Day 2025

Admin bulelengkab | 12 September 2025 | 336 kali

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng melaksanakan kegiatan bersih-bersih di hilir Sungai Banyumala sebagai bagian dari rangkaian World Cleanup Day (WCD) 2025 yang mengusung tema “Menuju Indonesia Bersih 2029”. Aksi ini menjadi wujud nyata komitmen Pemkab Buleleng dalam menjaga kelestarian lingkungan, khususnya untuk meningkatkan Indeks Kualitas Air (IKA).


Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, Kadek Agus Hartika, menjelaskan bahwa kegiatan bersih-bersih sungai ini merupakan tindak lanjut dari arahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang meminta seluruh daerah di Indonesia melaksanakan WCD selama satu bulan penuh.


“Sebetulnya kegiatan bersih-bersih sudah rutin kita lakukan. Namun kali ini lebih spesial karena merupakan rangkaian dari World Cleanup Day 2025. Tema besar menuju Indonesia Bersih 2029 ini selaras dengan target RPJMN dalam mengatasi persoalan sampah yang semakin krusial,” ungkapnya di sela kegiatan, Kamis (12/9).


Selain melibatkan jajaran OPD, kegiatan juga menggandeng perguruan tinggi, sekolah, komunitas lingkungan, hingga masyarakat desa. Bahkan, Sekda Buleleng telah menyurati para camat untuk mendorong desa-desa melaksanakan aksi serupa.


Tidak hanya bersih-bersih, dari komunitas Ekoenzim Nusantara Buleleng juga melakukan penuangan ekoenzim di tiga titik sungai, masing-masing sebanyak 100 liter. Ekoenzim yang berasal dari hasil fermentasi sampah organik rumah tangga ini berfungsi mengurai pencemar air seperti TSS, BOD, maupun pH sehingga mampu menjaga kualitas air tetap baik.


“Indeks kualitas air di Buleleng masih sangat bagus, bahkan di atas target nasional. Salah satu upayanya adalah dengan rutin menambahkan ekoenzim. Ini bukan hanya bermanfaat di sungai atau danau, tapi juga bisa digunakan dalam rumah tangga untuk pemurnian air,” jelas Agus Hartika.


Ia menambahkan, sinergi Pemkab Buleleng dengan berbagai komunitas lingkungan seperti Sungai Watch, Bersih-Bersih Bali, serta penggiat lokal lainnya semakin memperkuat gerakan bersama dalam menjaga alam.


Lebih jauh, ia mengajak masyarakat untuk ikut terlibat aktif mulai dari lingkup rumah tangga dengan mengelola sampah berbasis sumber. “Kita sudah membentuk bank sampah di desa, kelurahan, sekolah, dan OPD. Kalau sampah sudah diselesaikan sejak dari sumbernya, dampak buruk bagi lingkungan bisa kita cegah. Mari mulai dari diri kita sendiri agar tidak menyesal di kemudian hari,” pungkasnya.