Kabupaten Buleleng dikenal sebagai salah satu wilayah yang kaya akan warisan budaya. Tradisi, seni, dan adat istiadat masyarakat setempat menjadi bagian penting dari identitas dan daya tarik kawasan ini. Sebagai upaya mendukung pelestarian dan pengembangan budaya tersebut, Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas Laporan Antara Penyusunan Kajian Akademik tentang Pengembangan 10 Obyek Pemajuan Kebudayaan. Acara ini melibatkan Tim Tenaga Ahli Penyusunan Naskah Akademik Perlindungan dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Kabupaten Buleleng dari STAHN Mpu Kuturan Singaraja, pada Rabu (20/11), bertempat di ruang rapat Dinas Pariwisata Buleleng.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara, membuka secara resmi acara ini. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa pelestarian dan pengembangan budaya merupakan salah satu pilar penting dalam membangun pariwisata yang berkelanjutan.
"Pengembangan obyek pemajuan kebudayaan tidak hanya bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai budaya, tetapi juga menjadi sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal melalui pariwisata berbasis budaya," ungkap Kadis Dody.
Ia juga menekankan pentingnya kesadaran wisatawan dalam menghormati nilai-nilai budaya setempat. “Buleleng adalah pariwisata yang berbudaya. Setiap wisatawan yang datang diharapkan menjadi wisatawan yang bertanggung jawab, menghormati adat istiadat, peduli terhadap lingkungan, dan mendukung konservasi budaya,” tambahnya.
FGD ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari akademisi, praktisi pariwisata, hingga perwakilan instansi pemerintah. Diskusi difokuskan pada pengembangan 10 obyek budaya yang dipilih berdasarkan potensi dan keunikannya. Kajian ini diharapkan menjadi landasan strategis bagi pengembangan pariwisata berbasis budaya yang berkelanjutan di Buleleng. Dengan demikian, keanekaragaman budaya Buleleng tidak hanya tetap lestari tetapi juga mampu memberikan manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat setempat. (Leo)