Gerakan Pramuka Kwartir Ranting (Kwaran) Buleleng mencoba memberikan ruang anak-anak dari anggota Pramuka siaga untuk menggali kreativitas dan ketangkasan masing-masing dalam Pesta Siaga bertemakan "Tiang Nak Bali" Pramuka Buleleng Yang Profesional dan Proporsional 2023 bertempat di Lapangan Ngurah Rai Singaraja, Sabtu (22/7/2023).
Sekretaris Majelis Pembimbing Ranting Gerakan Pramuka Buleleng, Ni Putu Sri Sundariani menyampaikan kegiatan pesta siaga yang telah dilaksanakan merupakan salah satu langkah positif untuk memberi ruang kepada anak Pramuka Siaga khusus yang berusia 7 sampai 10 tahun untuk mengeluarkan kreativitas dan ketangkasan masing-masing anak.
Sehingga pihaknya berharap dengan langkah ini, anak-anak nantinya lebih terlatih serta lebih bisa siaga dalam mengantisipasi adanya gempuran teknologi yang semakin canggih di era globalisasi.
"Saya lihat mereka (peserta,red) gembira ada banyak sekali kegiatan bisa menunjukkan kreativitas dan ketangkasan mereka. Jadi ini sebagai ajang kompetisi dan melatih mereka agar bisa tetap siaga sedari ini," jelasnya usai membuka kegiatan.
Disisi lain, Ketua Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Buleleng Wayan Duduk menyebut bahwa kegiatan melibatkan sebanyak 288 anggota Pramuka siaga dari 9 gugus depan yang ada di Kecamatan Buleleng. Dimana semuanya diminta untuk mengeluarkan kreativitas terbaiknya melalui pentas seni serta lomba-lomba dalam kegiatan Pesta Siaga.
Tujuannya, kata Duduk tidak lain yakni untuk mendidik atau melatih anak agar lebih disiplin, berkreativitas, serta beraktivitas sesuai dengan kurikulum merdeka belajar yang dicanangkan pemerintah.
"Tentu ini sengaja kita laksanakan dalam rangka melatih anak untuk mengeluarkan ide kreatif mereka sebagai bentuk penyesuaian kurikulum merdeka belajar. Selain itu juga mempererat hubungan antar anggota Siaga dari masing-masing gugus depan," ungkap dia.
Meski terbilang sukses, pihaknya mengaku masih ada beberapa yang perlu dikoreksi dalam melaksanakan kegiatan. Sebab jika disesuaikan dengan Standar Operasional Pelaksanaan (SOP) yang ada masih belum maksimal bisa terealisasi. Apalagi jika dilihat dari sisi anggaran, diakuinya cukup susah dalam memenuhi kebutuhan untuk kegiatan kepramukaan.
"Kita masih menyadari ini masih belum maksimal tapi kita berusaha untuk tutupi, apalagi dari sisi anggaran, misalnya di masing-masing sekolah cukup susah jika mau memakai dana BOS. Jadi ini yang kita rasa perlu didiskusikan apalagi kegiatan ini merupakan bagian dari kepramukaan," pungkasnya.