Mengelola informasi di dunia digital dari desa-desa di Buleleng sangat penting agar masyarakat setempat maupun dari perantauan mengetahui tentang kabar desa, informasi, cerita-cerita tentang desa dan perkembangannya. Namun layanan informasi tersebut tidak mengcover kebutuhan masyarakat secara kontinu, up to date dan kekinian dikarenakan hambatan di desa.
Hal ini yang didiskusikan pada "Tatkala May May May tahun 2023" yang mendatangkan 3 narasumber yakni Kepala Dinas Kominfosanti Kab. Buleleng Ketut Suwarmawan, Perbekel Les Gede Adi Wistara, Perbekel Tembok Dewa Komang Yudi yang di moderatori oleh Made Adyana Ole di sekretariat Mahima, Jumat, (19/5).
Seperti yang dipaparkan Perbekel Les Gede Adi Wistara dari sisi infrastruktur, perangkat keras, maupun sarana internet saat ini sudah ada untuk menyebarkan informasi valid tentang desa, namun kendala yang dihadapi adalah pengelola informasi yaitu sumber daya manusia yang belum.memiliki kapasitas bidang jurnalistik, peka terhadap perkembangan informasi desa dalam hal ini pengelola web desa yang secara kontinu untuk mengakomodasi kebutuhan informasi masyarakat.
Hambatan ini ungkap Perbekel Wistara karena SDM di desa masih kurang dan tidak hanya 1 pekerjaan saja melainkan banyak urusan yang ditangani, sehingga tidak fokus dalam mengelola informasi selain gaji yang belum memadai.
"Inilah pentingnya informasi desa, sekecil apapun harus diketahui masyarakat. Melihat perkembangan sekarang masyarakat sangat mudah mengakses informasi melalui handphone. Contoh rabat beton di desa, masyarakat rantauan akan tahu tanpa harus ke desa, untuk itu pihaknya akan meningkatkan kapasitas dan menambah operator web" terangnya.
Senada dengan Perbekel Les, Perbekel Tembok Dewa Komang Yudipun mengakui bahwa informasi desa sangat penting untuk disebarluaskan pada media sosial resmi. Media sosial merupakan sarana yang efektif, mudah, efisien, jangkauan yang luas bagi semua kalangan dan juga untuk membangun citra positif desa.
Ditambahkan, sisi negatif media sosial juga ada misal banyaknya hoax, dan masalah pribadi diposting di media sosial. Hal ini yang harus di lawan dengan informasi yang valid oleh desa. Peran pengelola atau operator desa sangat penting untuk konsen dalam dunia tulisan atau berita.
"Untuk meningkatkan kapasitas masyarakat, pemdes memfasilitasi masyarakat dalam ruang Rumah Bertumbuh salah satunya kegiatan jurnalistik ada di dalamnya." jelasnya.
Sementara itu, Kadis Kominfosanti Ketut Suwarmawan mengatakan, Dinas Kominfosanti dalam programnya membangun digitalisasi di desa yaitu dengan meningkatkan infrastruktur jaringan ."Dengan membangun jaringan tentunya akses informasi akan lancar sampai pelosok desa, saat ini telah terbangun 215 titik free wifi di desa adat, puskesmas dan daerah tujuan wisata, karena tanpa sarpras niscaya informasi itu tidak jalan.
Lebih lanjut, Kadis Suwarmawan mengatakan pihaknya telah bekerjasama dengan Kementerian Kominfo RI untuk melatih masyarakat melalui digital talent scolarship, pelatihan jurnalistik. "Kemarin di Desa Tembok ada Rural ICT Camp dan tahun ini program Dinas Kominfosanti membangkitkan kelompok komunikasi masyarakat yang menjadi sarana peningkatan kapasitas masyarakat," pungkasnya.(wd)