Memperingati Hari Pramuka ke-64 tahun 2025, Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Buleleng bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng menggelar aksi lingkungan bertajuk Kachhara Yudha Pandu Peduli Lingkungan, Sabtu (9/8). Kegiatan terpusat di sekitar Jembatan Desa Kubutambahan, tepat di seberang Kampus STIKes II, dengan fokus utama membersihkan sampah, khususnya plastik sekali pakai.
Sekretaris Kwarcab Buleleng, Ketut Susila Widiarsana, menegaskan aksi ini bukan sekadar kegiatan bersih-bersih, tetapi gerakan membangun kesadaran masyarakat untuk mengurangi timbulan sampah plastik sejak dari sumbernya.
“Isu sampah adalah isu nasional. Melalui kegiatan ini, Pramuka ingin bersinergi dengan pemerintah, tidak hanya melakukan aksi, tetapi juga mengedukasi anggota dan masyarakat agar mampu mengelola sampah mulai dari rumah,” ujarnya.
Sejalan dengan tema Hari Pramuka 2025 yang menekankan kolaborasi demi ketahanan bangsa, aksi serupa digelar serentak di sembilan kecamatan di Buleleng. Edukasi yang diberikan mencakup pemilahan sampah organik untuk dijadikan pupuk, serta pengelolaan sampah non-organik menjadi barang bernilai jual. Peserta terdiri dari Pramuka Penegak, perwakilan tiap kecamatan, hingga masyarakat setempat.
Sementara itu, Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Buleleng, Ni Nyoman Widiartami, mengapresiasi langkah Pramuka dalam menggerakkan kepedulian lingkungan. Menurutnya, gerakan ini sejalan dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai.
“DLH mengajak semua pihak untuk berkolaborasi. Penanganan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah, tetapi tugas bersama. Kami juga melibatkan komunitas lingkungan, perguruan tinggi, dan Forum Anak Buleleng untuk menjadi relawan di kegiatan berikutnya,” tegasnya.
Kegiatan ini diharapkan menjadi pemicu gerakan berkelanjutan, bukan sekadar acara seremonial hari Pramuka. Edukasi dan aksi nyata akan terus dilaksanakan di masing-masing kecamatan di Buleleng untuk memastikan pengelolaan sampah berbasis sumber benar-benar berjalan dan berdampak. (Rka)