Kejuaraan Dunia Vovinam ke-8 resmi berakhir dengan sukses pada hari terakhir pertandingan. Buleleng sebagai tuan rumah dinilai berhasil menjalankan seluruh rangkaian event internasional ini dengan baik, mulai pembukaan hingga penyerahan hadiah akhir kejuaraan.
"Rasa syukur dan terima kasih kepada seluruh kontingen, panitia, TNI, Polri, Pemkab, desa adat, relawan, dan seluruh pendukung kegiatan. Ini hari terakhir dan seluruh rangkaian berjalan sukses," ucap syukur Gede Supriatna selaku ketua panitia kejuaran dunia Vovinam,Jumat, (7/11).
Ketua Panitia Kejuaraan Dunia Vovinam ke-8 yang juga Wakil Bupati Buleleng menyampaikan seluruh atlet telah menerima penghargaan dan piala. Keberhasilan ini memberi kepercayaan diri Buleleng untuk menjadi tuan rumah event internasional cabang olahraga lainnya ke depannya.
Berkaca dari penyelenggaraan ini Wabup Supriatna mengatakan, Buleleng juga mulai menyiapkan langkah pengembangan sport center yang lebih representatif. Pemkab Buleleng telah menerima hibah lahan dari Pemprov Bali di kawasan Lumbanan seluas 5,7 hektar untuk perencanaan gedung olahraga bertaraf internasional. "Saat ini proses menunggu legal formal hibah aset sepenuhnya kepada Pemkab Buleleng agar dapat mengeksekusi pembebasan lahan akses menuju lokasi," pungkasnya.
Sementara itu Presiden Federasi Vovinam ASEAN, Ou Ratana, turut memuji penyelenggaraan dan keramahan Indonesia, khususnya Buleleng. Ia menyebut seluruh delegasi merasakan kenyamanan, keamanan, dan pelayanan yang sangat baik selama berada di Bali.
Disisi lain, Executive Vice President World Vovinam Federation, Florin Macovei, juga mengapresiasi atmosfer kompetisi dan kualitas penyelenggaraan yang dinilai sangat profesional dan tertata. Dia juga terpukau dengan sambutan pembukaan yang disiapkan pemerintah daerah. Pengalamannya menginap di Lovina membuatnya tergugah untuk datang kembali sebagai pelancong bersama keluarga.
Tuan rumah Indonesia sendiri mengakhiri kejuaraan dengan capaian 5 medali perak dan 13 medali perunggu dari kategori fight dan perform. Raihan ini meningkat signifikan dibanding keikutsertaan pada Kejuaraan Dunia sebelumnya di Vietnam yang hanya menghasilkan 1 medali perak.
Pelatih Indonesia, Ni Luh Kadek Apriyanti, menyebut peningkatan perolehan medali ini menjadi modal positif untuk persiapan menghadapi kejuaraan ASEAN tahun depan.
“Pesaing ketat dari Vietnam dan Algeria. Atlet yang kita andalkan di fight seperti Agung ketemu dengan Vietnam dan Algeria di final. Kedepan kami akan matangkan dan maksimalkan lagi teknik dan basic anak-anak,” tutup Apriyanti.