Ikuti Kami

Sekda Suyasa Harap Ekraf di Buleleng Meningkat Secara Kualitas dan Kuantitas

Admin bulelengkab | 20 Juli 2023 | 167 kali

Buleleng dikenal sebagai daerah produksi ekonomi kreatif karena Sumber Daya Alam (SDA) dan budaya yang dimiliki. Perkembangan digital merupakan satu kesatuan dari Ekonomi Kreatif (Ekraf) itu sendiri. Oleh karena itu pemanfaatan teknologi pada pengembangan ekonomi kreatif harus menjadi satu kesatuan.


Melihat hal tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa berharap supaya ekonomi kreatif dalam mendorong UMKM di Buleleng yang semakin berkualitas, dan kuantitas dapat diwujudkan.


"Ini kita bisa lihat kesiapan dan ketahanan UMKM kita melalui ekonomi kreatif pada masa pandemi," ucapnya saat membuka acara Fokus Group Discussion (FGD) Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) di Gedung PLUT Kabupaten Buleleng, Kamis, (20/7).


Lebih lanjut, Sekda menyampaikan pada saat itu Buleleng termasuk kategori cukup stabil dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19 melalui UMKM. Sehingga, ekonomi kreatif bisa menjadi tumpuan yang sangat besar untuk masa depan.


"Semakin kreatif daerahnya, makin bangkit ekonomi kreatifnya dan semakin bangkit UMKMnya yang tentu ketahanan ekonomi daerah juga semakin bagus," ujarnya.


Untuk posisi saat ini resisi pertumbuhan ekonomi Buleleng cukup stabil. Tidak terjadinya lonjakan yang sangat besar, hal tersebut karena bertumpu pada satu sektor pertanian dan juga sektor ekonomi kreatif khususnya di UMKM. "Kami harap UMKM di Buleleng bisa tetap eksis, mengkontribusi yang lebih besar pertumbuhan ekonomi," harapnya. 


Tidak hanya itu, saat ini untuk ekonomi  kreatif di Kabupaten Buleleng terserap sekitar 37 sampai 40 persen di sektor pariwisata. Walaupun pariwisata di Buleleng tidak terdasyat di Bali Selatan, tetapi di sektor ekonomi kreatif cukup memberikan kontribusi menjaga ekonomi daerah.


Sementara itu, Analisi Kebijakan Ahli Madya Kemenparekraf RI, Elizabeth Tioria Gurning mengatakan Ekonomi Kreatif terdapat 17 sub sektor yang dikenal di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut paling tidak terdapat 3 sub sektor yang menjadi penarik.


"Kemarin tim kami sudah mengunjungi pelaku kuliner, seni pertunjukan, fashion, musik dan kria. Hasil yang dilihat teman-teman ini membuat tim kita kebingungan karena semua sama kuatnya dan kita harus menemukan mana yang mempunyai nilai kreatifitas lebih tinggi," ujarnya.


Selain itu, pihaknya juga menyampaikan bahwa FGD ini sebagaimana ditentukan dan diputuskan bersama dengan diskusi yang akan dijadikan sub sektor unggulan. Dimana hasil diskusi akan ditentukan hasilnya nanti sore dan besok pada saat tanda tangan berita acara. (Wir)