Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan RI mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 16 Miliar untuk RSUD Buleleng tahun ini. Dana itu akan digunakan untuk pelayanan Cath Lab yakni untuk membeli sarana dan prasarana pengembangan intervensi otak non bedah dan intervensi jantung non bedah.
Direktur Utama RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha dikonfirmasi, Selasa (18/4) mejelaskan bahwa Cath Lab adalah suatu pelayanan yang dilakukan di laboratorium kateterisasi jantung dan angiografi untuk menentukan diagnostik penyakit jantung dan pembuluh darah.
Nantinya Cath Lab akan mulai dioptimalkan pada akhir triwulan IV tahun ini dan paling lambat akhir Desember sudah bisa dioperasikan. Dimana terdapat fungsi ganda pada alat ini yakni mengintervensi sumbatan pembuluh darah pada otak dan pemasangan ring pada jantung untuk melonggarkan rongga peredaran darah agar lebih maksimal.
"Karena prinsipnya sama, antara stroke dan penyakit jantung. Alat ini akan menghacurkan pembuluh darah yang ada sumbatannya. Kalau sumbatan di otak mengakibatkan stroke dan di jantung mengakibatkan serangan jantung. Itu yang dimaksimalkan alat ini," jelasnya.
dr Arya menegaskan bahwa selama ini penanganan terhadap pasien stroke di RSUD Buleleng hanya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan saja. Hal itu dianggap kurang efektif dalam proses penyembuhan pasien. Melalui Cat Lab ini diharapkan menjadi solusi dalam memberikan pelayanan prima khususnya pada pasien penderita jantung dan stroke.
"Saat ini kami sudah mempunyai dokter ahli saraf intervensi. Sedangkan untuk dokter ahli jantung masih mengikuti pendidikan dan akan kembali bulan Agustus ini. Jadi, sebelum alat itu dipasang kami sudah siap," tegasnya.
Selain itu, kualitas perawat juga akan dimaksimalkan disini. Pihaknya sudah menyiapkan perawat untuk mengikuti pelatihan khusus dalam melakukan pelayanan jantung terpadu maupun di stroke center. Sementara itu terkait tempatnya akan memaksimalkan bekas ruang IGD.
Disinggung mengenai jumlah pasien stroke dan jantung perharinya, dr Arya menegaskan dirata-ratakan perharinya ada 10-20 pasien mengikuti kontrol lanjutkan bahkan ada yang pasien baru. Lonjakan pasien ini selalu ada peningkatan setiap bulan karena kebanyakan masyarakat tidak mau dirujuk ke Denpasar karena terkendala biaya.
Dengan terinstalnya alat di Cath Lab ini masyarakat Buleleng tidak perlu lagi dirujuk ke Denpasar dalam penanganan jantung terpadu dan stroke, karena semuanya sudah tersedia disini. Bahkan, RSUD Buleleng akan menjadi rujukan beberapa Kabupaten di Bali, yakni di Jembrana, Tabanan, Karangasem dan Bangli.
dr Arya menuturkan, tingginya jumlah pasien stroke di Buleleng terjadi akibat berbagai faktor. Salah satunya karena pola makan yang tidak sehat, usia, kurang berolahraga dan yang lainnya. Faktor ini kemudian menyebakan munculnya penyakit metabolik seperti hipertensi, diabetes dan kolesterol. Sehingga penyakit ini menyebabkan komplikasi seperti stroke, serangan jantung, gagal ginjal bahkan diabates.
"Jadi layanan Cath lab ini merupakan bentuk optimalisasi pengobatan melalui terapi dalam meminimalisir kelumpuhan pada pasien yang mengalami stroke. Jadi, mengurangi kecacatan pada intinya, dengan sarana ini nantinya hal itu bisa berkurang," harapnya. (Suy)