Angka kemiskinan ekstrim harus dihadapi dengan strategi jitu. Khususnya di Kabupaten Buleleng, pemerintah telah memiliki strategi guna menekan kemiskinan ekstrim ke angka nol pada tahun ini yaitu dengan melakukan pemetaan yang akurat sehingga program bantuan disalurkan secara tepat sasaran.
Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng Gede Suyasa pada Jumat, (12/5), mengatakan angka kemiskinan ekstrim di Kabupaten Buleleng sejatinya telah mengalami penurunan yang signifikan setiap tahunnya. Tercatat pada tahun 2021 angka kemiskinan ekstrim terdapat 10.132 keluarga, sedangkan pada tahun 2022 angka kemiskinan ekstrim menurun ke 5.314 keluarga.
Data tersebut kata Suyasa diperoleh melalui pemetaan yang dilakukan pada kegiatan pendampingan Program Keluarga Harapan (PKH). Langkah tersebut menghasilkan data yang akurat terkait keluarga yang berada dalam garis kemiskinan ekstrim. Data tersebut dijamin akurat by name by address sehingga memudahkan penyaluran program bantuan kepada keluarga yang benar-benar membutuhkan.
"Kita mendata bahkan sampai titik koordinat mana keluarga kemiskinan ekstrim ini berada, ternyata yang masih tersisa hingga saat ini adalah 349 keluarga," jelasnya.
Setelah data tersebut terhimpun, tindaklanjut yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi bantuan yang dibutuhkan pada setiap keluarga. Sebab, menurut Suyasa setiap keluarga memiliki kondisi yang berbeda sehingga memerlukan program bantuan yang berbeda pula.
"Contoh, ada keluarga yang memiliki penghasilan namun memiliki rumah tidak layak huni, keluarga lainnya memiliki rumah yang cukup layak namun tidak memiliki penghasilan, nah ini masing-masng memerlukan jenis program bantuan yang berbeda," jelasnya.
Suyasa melibatkan seluruh perangkat daerah yang terkait dengan kebutuhan pada masing-masing keluarga dengan kemiskinan ekstrim tersebut. Misalnya, bedah rumah difasilitasi oleh Dinas Perkimta, bantuan pendidikan difasilitasi oleh Dsdikpora, dan jaminan kesehatan difasilitasi oleh Dinkes.
"Jadi, hampir semua perangkat daerah ditugaskan untuk membantu menyelesaikan masalah kemiskinan ekstrim," tutup Suyasa.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Buleleng I Putu Kariaman Putra menyatakan sangat memperhatikan akurasi data kemiskinan ekstrim. Oleh sebab itu, pendampingan senantiasa pihaknya lakukan agar setiap data yang berasal dari seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten Buleleng melalui proses verifikasi dan validasi (verivali) serta pemutakhiran.
Seluruh pemerintah desa dan kelurahan tentunya dilibatkan dalam pendataan tersebut. Pada momen-momen penting seperti musyawarah desa, pihaknya senantiasa melakukan pendampingan dalam pengajuan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
"Jadi kami sering mendorong desa, yuk verivali agar data sesuai dengan kenyataan, bukan ada kepentingan yang lain," demikian Kariaman. (can)