Pasarkan Produk melalui Platform Digital, "Luh Buleleng" Raup Omzet Puluhan Juta Rupiah

Admin bulelengkab | 06 Oktober 2022 | 139 kali

Melihat perkembangan teknologi sekarang ini, banyak pelaku UMKM di Kabupaten Buleleng melakukan pemasaran produknya melalui berbagai platform media sosial (medsos) seperti facebook, instagram, blog, website dan lain sebagainya. Salah satunya, produk "Luh Buleleng", yaitu berupa produk camilan sehat tanpa monosodium glutamat (MSG), bahan pengawet, dan pemanis buatan.


Produk camilan Luh Buleleng diproduksi sejak tahun 2014 oleh pelaku UMKM perempuan bernama Luh Wiriadi dari Desa Sambangan. Karena adanya keterpurukan usaha di bidang pariwisata, akhirnya Luh Wiriadi mencoba untuk membuat sesuatu/produk yang bisa dilakukan dirumahnya sendiri (home industri). Setelah mencoba dan melihat pangsa pasar yang ada, akhirnya diputuskan membuat camilan sehat.


Lebih lanjut disampaikan, awalnya pangsa pasar produk camilan ini lebih banyak dijual atau didistribusikan langsung ke toko/outlet. Namun dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin meningkat, akhirnya diputuskan untuk menerapakan teknik marketing/pemasaran ke beberapa platform digital yang dimilikinya.


"Ada beberapa pelanggan yang suka vegetarian karena sadar akan pentingnya kesehatan sehingga produk dibuat tanpa bahan pengawet di dalamnya," ucap Luh Wiriadi saat ditemui, Rabu, (5/10). Di samping itu, Luh Wiriadi juga memasarkan produk-produk Luh Buleleng lainnya, seperti, pada saat hari raya terdapat dodol, satuh, jajan iwel dan uli yang sudah sesuai dengan kriteria yang diminta oleh konsumen.


"Saya terus berinovasi agar olahan yang dihasilkan lebih baik, bisa diterima di masyarakat dan  menyehatkan. Itu adalah tujuan utama pendirian Luh Buleleng," ujarnya.


Lebih jauh, pihaknya sudah mengikuti beberapa pameran di tingkat daerah, nasional maupun Internasional dengan mengajak beberapa UMKM Buleleng yang tentu produknya sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan. Untuk itu, ibu tiga anak ini mengajak perempuan-perempuan di Buleleng untuk bisa lebih maju dengan olahan yang dimiliki masing-masing pelaku UMKM.


Adapun produk-produk yang dihasilkan Luh Buleleng yakni, Keripik Pisang, Singkong, Sukun, Keladi, Kacang Kapri dan Telor, serta pengolahan buah-buahan Belimbing Wuluh, Cerme, serta Kali Moko dengan omset yang dihasilkan setiap bulannya sekitar 10 juta rupiah. "Ke depannya, saya akan mencoba olahan kelor yang dipakai untuk pameran di Asosiasi Moringa Indonesia," tutupnya. (Wir)