Mengobati rasa rindu akan penyaluran kreativitas seni para yowana di Desa Adat Buleleng dan wujud komitmen Desa Adat Buleleng dalam melestarikan adat tradisi Bali jelang hari Raya Pangrupukan Nyepi Caka 1947 Desa Adat Buleleng akan menggelar Pangrupukan Festival Ogoh-Ogoh 2025. Demikian disampaikan Jro Nyoman Sutrisna selaku Kelian Desa Adat Buleleng usai rapat koordinasi dengan Kelian Banjar Adat, Prajuru dan yowana di wantilan Desa Adat Buleleng, Jumat, (17/1).
Lebih lanjut dijelaskan, dalam rangka merayakan Hari Suci Nyepi Tahun 2025/1947, Desa Adat Buleleng akan menggelar Pangerupukan Festival 2025. Festival ini juga menjadi bentuk realisasi janji kepada para yowana di Desa Adat Buleleng, setelah pada Nyepi tahun 2024, pengarakan ogoh-ogoh terpaksa dibatalkan karena bertepatan dengan piodalan dan pesta demokrasi.
"Tahun ini kami adakan lomba ogoh-ogoh dengan branding Pengerupukan Festival. Temanya Nyomya Bhuta Kala Pengerupukan Nyanggra Nawa Warsa 1947, Dharma Dumaranang Desa," ujarnya.
Desa Adat Buleleng juga memberikan bantuan dana stimulan sebesar Rp 5 juta kepada setiap yowana di banjar adat untuk pembuatan ogoh-ogoh. Bantuan stimulan mulai disalurkan pada Jumat (17/1) lalu. Ogoh-ogoh yang dibuat oleh para yowana harus berbentuk bhuta kala sesuai dengan tema lomba. Total hadiah yang diperebutkan mencapai Rp 56 juta, dengan kategori juara 1, 2, dan 3, serta juara harapan 1, 2, dan 3.
Festival Pengerupukan ini akan dilaksanakan pada Jumat, 28 Maret 2025, mulai pukul 18.00 Wita. Rutenya dimulai dari depan RSUD Buleleng, melewati tugu Singa Ambara Raja, Catuspata Desa Adat, hingga berakhir di Setra Desa Adat Buleleng.
Untuk memastikan proses penilaian berjalan objektif, pihak penyelenggara berencana menggunakan juri dari luar Desa Adat Buleleng, yang terdiri dari ahli seni, budaya, dan akademisi. Penilaian akan dilakukan di jalan dan di Setra Buleleng, dengan pengawasan juga pada proses pembuatan ogoh-ogoh yang didampingi oleh para juri.
Kelian Sutrisna menegaskan bahwa festival ini bertujuan sebagai wadah bagi para yowana di 14 banjar adat di Desa Adat Buleleng untuk menunjukkan ide dan kreativitas mereka dalam seni ogoh-ogoh.
“Dalam pengarakan ogoh-ogoh juga dilarang menggunakan sound system, kreativitas yowana dalam berbudaya harus di tonjolkan pada festival ini,”tegasnya.
Pengerupukan Festival 2025 diharapkan dapat menjadi ajang yang tidak hanya merayakan Hari Suci Nyepi, tetapi juga mengangkat potensi seni budaya lokal, sambil mempererat hubungan antar warga di Desa Adat Buleleng.(wd)