Gong Kebyar Anak dan Joged Bius Masyarakat Buleleng di Malam Kedua Apresiasi Seni HUT ke-421 Singaraja

Admin bulelengkab | 07 April 2025 | 117 kali

Malam kedua rangkaian perayaan HUT ke-421 Kota Singaraja bertajuk Paripurna Jajeng Wikrama sukses memukau masyarakat Buleleng yang memadati Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bung Karno. Gelaran apresiasi seni yang digelar Minggu (6/4) malam ini menghadirkan ragam pertunjukan seni tradisional dan hiburan modern, menjadikan malam yang penuh warna dan semarak.


Dipertujukan pertama, apresiasi seni penampilan Gong Kebyar Anak-anak dari Sanggar Seni Santhi Budaya dan Yayasan Seni Wahyu Semara Shanti yang tampil memukau dengan kepiawaian mereka membawakan komposisi tabuh dan tari khas Bali. 


Saat ditemui disela persiapan Ketua Yayasan Seni Wahyu Semara Shanti Kadek Angga Wahyu Pradana, menyampikan bahwa pihaknya akan menampilkan dua materi seni dalam pertunjukan hari ini. Kedua materi tersebut adalah Tabuh Kreasi yang berjudul Tabuh Kreasi Samirata dan tarian tradisional Nelayan yang berasal dari Buleleng.


Kadek Angga menjelaskan bahwa pemilihan Tarian Nelayan sebagai salah satu materi pertunjukan bukan tanpa alasan. Tarian tersebut merupakan salah satu kekayaan budaya khas Buleleng yang dinilai penting untuk ditampilkan sebagai bentuk pelestarian seni daerah. “Saat rapat kemarin, kami sepakat bahwa harus ada materi yang menonjolkan ciri khas Buleleng,” ujarnya.


Lebih jauh, Kadek Angga menekankan bahwa kegiatan ini juga bertujuan sebagai bentuk pemantapan bagi generasi muda. “Harapan kami, melalui kesenian ini, pertama, bisa menggali kembali potensi SDM yang sudah dimiliki. Kedua, mendorong generasi muda untuk tidak melupakan kesenian-kesenian warisan leluhur,” jelasnya.


Terkait dukungan dari pemerintah, Kadek Angga menilai bahwa apresiasi terhadap seniman, khususnya di bidang seni tradisi, mulai meningkat. “Menurut saya, tahun ini apresiasi sudah mulai terlihat. Pemerintah sudah memberi ruang dan kesempatan bagi seniman untuk tampil, mengisi event, dan menunjukkan eksistensi seni tradisi,” tambahnya.


Ia juga menyampaikan bahwa masyarakat Buleleng sangat merindukan pertunjukan seni semacam ini. Kegiatan seperti ini memberi dampak luar biasa, bukan hanya bagi seniman, tetapi juga bagi masyarakat luas yang sudah lama menantikan hadirnya pertunjukan seni tradisional.


Disisi lain Ketua Sanggar Seni Santhi Budaya, Gusti Eka Prasetya, menyampaikan bahwa Sanggar Seni Santhi Budaya juga akan  membawakan dua materi utama, yakni Tabuh Kreasi dan Tari Suweta Bangkaja


Materi yang dibawakan telah disesuaikan dengan kriteria yang ditetapkan  bahwa Tari Suweta Bangkaja menjadi pilihan karena nilai seni dan tradisinya yang kuat serta relevan dengan semangat pelestarian budaya lokal.


Menurut Gusti Eka, masyarakat Buleleng saat ini sangat haus akan pertunjukan-pertunjukan berkualitas, terutama yang berbasis pada tradisi seperti Gong Kebyar. Ia menekankan pentingnya penyelenggaraan pentas seni seperti ini secara rutin, tidak hanya sebagai bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun Kota atau Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.


“Pertunjukan Gong Kebyar, khususnya Gong Kebyar Anak-anak, harus lebih sering digelar karena merupakan identitas Buleleng. Buleleng adalah cikal bakal lahirnya Gong Kebyar, jadi sudah sepantasnya daerah ini terus menjadi pusat pengembangan dan pelestariannya,” ujar Gusti Eka.


Ia juga berharap ke depan akan ada program khusus yang fokus pada pagelaran dan promosi Gong Kebyar sebagai bentuk nyata dari komitmen menjaga warisan budaya Bali.


Tidak kalah menarik, aksi Joged Bumbung dari Komunitas Seni Suna Cekuh dan Sanggar Seni Karya Remaja berhasil menyedot perhatian penonton. Para penari tampil enerjik dengan iringan musik joged yang menggugah semangat penonton untuk ikut menari dan berinteraksi.


Sebagai penutup, penampilan Jun Bintang dan DJ Mahesa menambah semangat malam minggu warga dengan balutan musik modern dan enerjik, menciptakan kolaborasi apik antara seni tradisional dan hiburan kekinian.


Kegiatan ini menjadi bukti bahwa apresiasi terhadap seni budaya masih sangat tinggi di kalangan masyarakat Buleleng. Perayaan HUT Kota Singaraja tidak hanya menjadi momen peringatan sejarah, namun juga ajang membangkitkan kembali semangat cinta budaya lokal.