Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Buleleng melakukan perjanjian kerjasama atau MoU dengan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mengelar pelatihan pemberdayaan Pekerja Migran Indonesia (PMI) Purna dan Keluarga yang bertempat di Ruang Aula Disnaker Kabupaten Buleleng, Selasa (13/6). Pelatihan ini dibuka langsung oleh Kadisnaker Buleleng Drs. Komang Sumertajaya, melalui pelatihan ini diharapan kepada para PMI Purna yang sudah pulang ke tanah air agar dapat mengelola keuangannya dan membuka usaha sendiri di kampung halaman sehingga dapat mensejahterakan perekonomian keluarga dan daerahnya dengan menjadi wirausaha sukses.
Pelatihan hari ini melibatkan 20 orang peserta yang diantaranya 16 orang PMI purna dan 4 orang keluarga PMI yang berasal dari Desa Sambangan Kecamatan Sukasada Buleleng. Pelatihan ini akan dilaksanakan selama 4hari, dengan metode pelatihan yang akan diberikan berupa pembuatan makan pecking berupa sambal embe, bawang goreng dan sambal teri kacang. Selama pelatihan ini berlangsung akan dilatih oleh salah satu PMI purna atas nama Gede Nova Sumianta yang sudah memiliki usaha sebelumnya.
Untuk mendukung kesuksesan pelatihan, Selain BP2MI, Disnaker Buleleng juga turut melibatkan instansi terkait seperti Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Buleleng dan Bank BPD cabang Singaraja agar pelatihan ini bisa memberikan dampak maksimal bagi PMI purna yang dibina.
Ditemui disela kegiatan, Kadis Sumertajaya mengatakan setelah diadakannya kerjasama MoU antara Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng dengan BP2MI, Disnaker Buleleng selaku Instansi yang memiliki tupoksi menangi masalah ketenagakerjaan bergerak cepat dalam menindaklanjuti serta memfasilitasi kegiatan pelatihan kepada PMI purna yang dimotori oleh BP2MI.
"Jadi hari ini kita datangkan puluhan PMI purna untuk mengikuti berbagai pelatihan disini, saya ingin peserta mengikuti dengan serius agar bisa bermanfaat nantinya," tegasnya.
Sumertajaya menambahkan pelatihan yang akan berlangsung selama 4hari ini diharapakan mampu membawa vibrasi positif kepada pada peserta dan dapat mereferensikannya di masyarakat terhadap pelajaran yang bisa dipetik dalam pelatihan kali ini. Selain itu dirinya juga sudah memberikan tips dalam berbisnis dihadapan para peserta dengan tujuan dapat membuka cakrawala dan mulai memanfaatkan potensi lingkungan masing-masing untuk berwirausaha. "Cermati dan pelajari pontensi lingkungan masing-masing dan mulailah berwirausaha serta ciptakan lapangan pekerjaan," pungkasnya.
Ditempat yang sama perwakilan dari BP2MI Soleh Hidayat menyampaikan pelatihan ini merupakan prioritas nasional untuk mengembangkan bisnis bagi para PMI purna dan dapat meningkatkan ekonomi dimasyarakat untuk membuka peluang dalam berwirausaha. Dirinya mengaku sangat menyambut baik kegiatan ini, tapi sangat disayangkan Provinsi Bali hanya mendapatkan jatah 2 paket untuk mengadakan pelatihan mengingat PMI purna sangat banyak ada didaerah lain. Kedepan diharapkan akan lebih bersinergi lagi dalam peningkatan pemberdayaan PMI purna yang mandiri dalam berwirausaha.
Selain itu, Kepala Balai Pelayanan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Bali Anak Agung Gde Indra mengatakan dipilihnya Kabupaten Buleleng sebagai tempat di pelatihan PMI purna dikarenakan Buleleng menduduki peringkat teratas terhadap kabupaten yang paling banyak memiliki PMI. Beranjak dari hal itu BP2MI yang memiliki tugas dan fungsi mengedukasi pelatihan kepada PMI purna atau lebih cenderung kepada keluarga yang ditinggalkan keluar negeri yang sekiranya dari pelatihan ini dapat mematik dan merangsang keluarga yang ditinggalkan atau PMI purna untuk bisa mengelola penghasilnya yang benar dengan cara berwirausaha.