Gapoktan Mertha Sedana Desa Tembok, Wakili Buleleng Lomba Tingkat Provinsi

Admin bulelengkab | 10 Juni 2021 | 294 kali

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mertha Sedana Desa Tembok Kecamatan Tejakula, Buleleng,mewakili Kabupaten Buleleng dalam lomba Gapoktan tingkat Provinsi Bali. Lomba atau penilaian Gapoktan tersebut diselenggarakan di Desa Tembok, Kamis,(10/6). Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng Ir. I Made Sumiarta usai penilaian.

 

Lebih jauh jelas Kadis Sumiarta mengatakan, lomba Gapoktan Tingkat Provinsi Bali ini  bertujuan untuk menguatkan lembaga  kelompok  kelompok tani tersebut. Gapoktan Wakil Buleleng ini terdiri dari 22 kelompok tani bergerak dalam pertanian pemanfaatan  lahan kering yang tidak produktif, penanaman tanaman musiman, ternak sapi dan babi di Desa Tembok. “Penilaian ini sebenarnya sudah direncanakan tahun 2019, namun karena ada kendala maka di tahun 2021 ini baru bisa dinilai oleh Provinsi,” ujarnya.

 

Disinggung terkait saingan dalam lomba Gapoktan ini, Kadis Sumiarta mengungkapkan saingan Gapoktan terberat adalah dari daerah Tabanan dan Gianyar, namun Kadis Sumiarta optimis Buleleng dapat meraih 3 besar di Bali. “Kita optimis meraih 3 besar karena dilapangan sangat mendukung, dimana lahan yang tidak produktif menjadi produktif itu keunggulan kita, namun penilaian ini tidak hanya di lapangan tapi administrasi juga dinilai," harapnya.

 

Sekilas tentang Gapoktan Mertha Sedana, papar Kadis Sumiarta adalah gabungan kelompok tani yang berdiri sejak tahun 2018 dengan jumlah anggota petani totalnya 200 orang ada kelompok wanita taninya yang bergerak di beberapa usaha produk turunan, seperti  pengerajin ingke, pengelolaan hasil pertanian. Ditambahkan oleh Kadis Sumiarta, Gapoktan ini mendapat bantuan modal Pengembangan Usaha Agribisnis Pertanian (PUAK) dari Provinsi Bali di tahun 2019 sebesar Rp. 100 juta. “ Dari modal 100 juta untuk pengembangan usaha dan kelembagaan, kini berkembang menjadi 500 juta,” imbuhnya.

 

Kadis Sumiarta juga mengapresiasi inovasi dari Perbekel Desa Tembok yang mengembangkan Urban Farming kepada masyarakat  yang terdampak akibat Covid-19. Di tengah keterpurukan ekonomi akibat pandemi masyarakat Desa Tembok tetap produktif, diberdayakan dalam pengelolaan Urban Farming sehingga mampu bertahan dalam situasi pandemi saat ini.(wd)