Dalam perkembangannya, desa-desa di Kabupaten Buleleng telah menunjukan pesonanya di bidang pariwisata. Seperti halnya Desa Sekumpul dengan wisata air terjunnya, termasuk juga sebagian besar desa yang ada di Kecamatan Sukasada yang kaya akan wisata air terjun.
Tidak hanya wisata alam, wisata bernuansa adat budaya pun juga tidak kalah untuk menarik banyak wisatawan. Seperti wisata Pura Beji, Desa Sangsit Kecamatan Sawan. Pura Beji menjadi salah satu destinasi wisata yang dikunjungi wisatawan di Kabupaten Buleleng, dan memberikan cukup kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.
Bertolak dari potensi itu, Perbekel Desa Sangsit, Putu Arya Suyasa ketika ditemui di pesisir Pantai Sangsit, Selasa, (4/2), menerangkan bahwa pihaknya telah memikirkan berbagai inovasi untuk perkembangan desa. Khusus di bidang pariwisata, Arya Suyasa melalui sinergitas bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dan Kelian Adat telah membentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Desa Sangsit dua tahun silam.
Dengan dibentuknya pokdarwis, Perbekel Arya Suyasa telah menyusun rencana mengelola “soan” yang ada di Sangsit untuk dijadikan lokasi wisata baru. Di tahun 2019 pihaknya menata dan membangun berbagai wahana di soan itu selama dua bulan lamanya menggunakan dana desa sebesar Rp. 215.000.000,-. “Pengerjaan soan ini kita ajak masyarakat sekitar untuk bekerja, agar dana desa yang dikeluarkan ada manfaatnya juga bagi perekonomian masyarakat disini,” ujarnya.
Disingung terkait nama wisata, Perbekel Arya Suyasa bersama seluruh pihak terkait telah menyepakati untuk nama wisata soan ini adalah Soan d’ Sangsit. Selain itu, pihaknya juga menerangkan bahwa wisata itu direncanakan dibuka secara resmi pada bulan Maret 2020 setelah cuaca ekstrim usai. “Tempat ini kita buka bulan tiga, tepatnya selesai nyepi. Karena cuaca disini ekstirm sekali bulan Desember sampai Maret,” tegasnya.
Kendatipun belum dibuka secara resmi, setiap hari puluhan masyarakat sangat antusias ingin merasakan sensai berbagai wahana yang ada, terutama “bebek-bebekan” di wisata Soan d’ Sangsit. Melihat antusias tersebut, Perbekel Arya Suyasa bersama pokdarwis tidak mewajibkan pengunjung untuk membayar tiket, melainkan sukarela sesuai keiklasan. “Kami memberanikan diri, karena disini belum ada dana operasional, kita tidak memakai tarif tapi donasi, suka sama suka,” terang Arya Suyasa.
Perbekel Arya Suyasa menambahkan, nantinya setelah Soan d’ Sangsit resmi dibuka, seluruh pengelolaan wisata akan diserahkan ke BUMDes bersama dengan pokdarwis. Pihaknya berharap perkembangan wisata soan sesuai dengan apa yang di cita-citakan oleh seluruh pihak, tentunya semua itu demi kesejahteraan masyarakat Desa Sangsit.
Sementara itu, dilokasi terpisah, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD), Made Subur ketika disinggung terkait perkembangan Desa Sangsit sebagai desa wisata menyampaikan apresiasi kepada Perbekel Arya Suyasa yang telah mampu menggali potensi desa yang dimiliki.
Menanggapi wisata soan yang nantinya dikelola oleh BUMDes, Kadis Subur akan melakukan evaluasi manajemennya, sampai dengan laporan tingkat kunjungan. “Ini kan baru awal, jadi destinasi soan untuk disuntik oleh desa, kita lihat dulu untuk masalah sampahnya, kemananan, dan parkir. Ini perlu pengaturan lebih lanjut,” jelasnya. Kadis Subur menambahkan, BUMDes harus berpedoman dengan peraturan desa, terlebih terkait iuran tiket agar kedepannya tidak terjadi masalah. “Kita akan mencoba sebuah sinergi antara pemilik modal yang ada di desa, kita ajak membangun desa dengan pola kerjasama yang diatur oleh BUMDes,” ujarnya. (Agst).