Semangat dan bentuk keteladanan Sumpah Pemuda yang bisa dipelajari dan dipraktikkan generasi muda sekarang tak lain adalah mengukir prestasi. Prestasi ini tidak hanya di bidang akademik saja, tetapi juga di bidang lain yang memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Seperti di bidang bisnis, pengembangan masyarakat, dan banyak lagi prestasi lainnya.
Dewasa ini, berbagai macam bisnis yang dibuat oleh kaum milenial sangat berkembang pesat dengan pemanfaatan teknologi yang ada. Satu diantara kaum milenial tersebut, Putu Ayu Windiani, (33).
Ditemui di kediamannya, Jumat, (27/10). Ayu Windi tidak hanya berparas cantik, namun dirinya juga memiliki segudang ide-ide cemerlangnya dalam industri fashion kain tenun khas seperti endek dan songket yang berhasil disulap menjadi busana trendi yang banyak dicintai kaum milenial. Dengan ide kreatifnya, ia berhasil meraup omzet mencapai puluhan juta rupiah setiap bulannya dan turut membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang.
Ayu Windi, demikian ia akrab disapa, adalah otak dibalik kesuksesan 'Ayu Windy Tenun Ikat' yang berlokasi di Jalan Bekisar No 1 A Ayani Barat. Dengan kepiawaiannya, kreasi kain tenun tradisional Bali ini berhasil menarik perhatian banyak kalangan, terutama milenial. Berbagai produk, mulai dari baju kekinian, jaket, gantungan kunci, hingga masker dengan motif endek telah menjadi buah bibir.
“Saya mulai belajar fashion ini dengan otodidak dan belajar dari teman sejawat, sasarannya ya menggait kaum milenial dan mengubah paradigma Masyarakat endek ini agar bisa di pakai sehari-hari,”terangnya.
Kesuksesan Ayu Windy bukan diraih instan, perjalanan Ayu tak selalu mulus. Wanita jebolan universitas ternama di Denpasar ini menghadapi berbagai tantangan, mulai dari riset produk, desain, hingga strategi pemasaran. Namun, dengan tekad kuat dan semangat juang, Ayu berhasil menjadikan brand-nya dikenal luas sejak 2017."Inovasi adalah kuncinya. Terlebih di era pandemi seperti ini, kita dituntut untuk berpikir out of the box," ujar Ayu.
Capaian hari ini, tidak membuatnya berpuas diri karena inovasi di produk tersebut harus terus di lakukan. Berkaca dari tantangan usahanya dalam menghadapi pandemi yang sangat menuntut kita harus berpikir keras bagaimana bisa bertahan di berbagai keadaan.
Terlebih adanya sosial media yang perkembangannnya begitu pesat dan bisa diakses oleh siapa saja, menjadikan pihaknya mengajak kaula muda khususnya di Buleleng agar tidak berpuas diri dengan keadaan, berani mencoba dan manfaatkan kemudahan perkembangan teknologi informasi yang ada untuk mendongkrak daya Tarik dari Masyarakat untuk membeli produk kita.
Ayu juga berpesan kepada generasi muda, "Kita harus selalu berinovasi dan memanfaatkan teknologi, khususnya media sosial, sebagai alat pemasaran. Selalu ada potensi dalam setiap tantangan. Jadi, tetap semangat dan jangan takut mencoba!", ajak Ayu. (Ag)