Unik, Janger Lemukih Dipentaskan Sesudah Sandikala

Admin bulelengkab | 25 April 2022 | 257 kali

Kabupaten Buleleng memiliki banyak destinasi wisata dan tradisi kebudayaan yang unik. Tak jarang banyak wisatawan baik lokal maupun mancanegara datang berkunjung ke Buleleng untuk melihat langsung tradisi tersebut.

Seperti halnya Desa Lemukih yang terletak di ujung selatan Kecamatan Sawan mempunyai tradisi budaya yang masih terjaga kelestariannya sampai saat ini. 

Perbekel Lemukih, I Nyoman Singgih saat ditemui di ruang kerjanya, Senin, (25/4), menyampaikan, salah satu tradisi yang dimiliki Desa Lemukih yakni tradisi Janger. Janger Lemukih merupakan tradisi yang sakral. Dalam tradisi ini, dipercaya oleh masyarakat sekitar jika memohon sesuatu yang dibarengi mejanji/mesesangi mupahang janger, maka kemungkinan besar apa yang dimohon akan dipenuhi. 

"Janger ini sudah dikenal sejak tahun 1970. Biasanya Janger Lemukih dipentaskan pada malam hari, tepatnya sesudah sandikala atau sekitar jam setengah 8 malam," ucapnya. 

Janger Desa Lemukih dipentaskan oleh anak-anak yang sebagian besar masih duduk di bangku SD dan SMP. Jumlah penarinya bisa mencapai 30 orang yang berpasangan, yakni dari kelompok putri sebagai Janger, dan putra sebagai kecaknya. 

"Mereka menari sambil menyanyikan lagu Janger secara bersahut-sahutan, mengikuti irama teriakan satu sama lainnya dengan duduk yang sejajar atau melingkar," ujar Nyoman Singgih. 

Terkait dengan durasi pementasan, Janger Desa Lemukih dipentaskan selama 20 sampai dengan 25 menit dengan menggunakan pakaian tradisional yang sederhana. 

Lebih lanjut, Perbekel Singgih mengatakan, Janger Lemukih tidak hanya pentas di dalam desa, namun sudah pernah mengikuti pagelaran festival di luar Kabupaten Buleleng. 

Guna menjaga tradisi itu, pihaknya berencana membuat tempat pertunjukan Janger, sehingha Janger Desa Lemukih bisa melaksanakan pementasan secara kontinyu serta semakin di kenal dan bisa menarik wisatawan yang berkunjung ke Desa Lemukih. 

"Kita rencanakan mengadakan Janger 1 sampai 2 kali dalam setahun. Itu juga tergantung situasi dan kondisi," tutupnya. (Wir)