Inovasi merupakan suatu keniscayaan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) khususnya tenaga pendidik guna meningkatkan mutu pendidikan yang dapat diberikan kepada generasi muda. Demikian disampaikan oleh Penjabat Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana saat membuka kegiatan Puncak acara peringatan Hari Guru Nasional dan HUT Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-77, bertempat di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja, Jumat, (25/11).
Dalam kesempatan tersebut, Pj. Bupati Buleleng mengungkapkan kebanggaannya kepada PGRI serta komunitas guru di Kabupaten Buleleng yang telah terlibat aktif dalam mendorong para guru untuk lebih kreatif. Bergandeng tangan untuk mewujudkan Pelajar Pancasila dan wujudkan merdeka belajar.
Dirinya menambahkan PGRI sebagai organisasi profesi dan komunitas belajar harus bisa memberikan layanan yang terbaik bagi masyarakat melalui aktivitas para anggotanya termasuk dalam pelaksanaan pembelajaran.
"Guru harus bisa sebagai agen perubahan yang bisa membaca sebuah perubahan lingkungan dalam konteks pelayanan yang efektif agar tidak monoton,”tegasnya.
Selain itu, Penjabat yang juga Kepala BPSDM Provinsi Bali itu menjelaskan diera usia PGRI yang menginjak ke-77 tahun dan sudah masuk ke era digital mengharuskan proses belajar mengajar harus menerapkan konsep digitalisasi sehingga anak didik lebih mudah dalam menerima materi di sekolah, dan tentunya orang tua juga bisa terbantu dengan dimudahkannya akses untuk memantau anaknya dalam proses pembelajaran.
“Konsep digitalisasi ini sudah banyak diterapkan di luar negeri, ini yang patut kita adopsi untuk kemajuan pendidikan kita,” tegasnya.
Sementara itu, dalam sambutannya Kadisdikpora Buleleng Made Astika menjelaskan Rangkaian kegiatan untuk memeriahkan Hari Guru Tahun 2022 ini sebenarnya telah dilakukan mulai Oktober 2022 yang meliputi persiapan, lanjut pelaksanaan yang dilakukan secara marathon sejak tanggal 17 November yang lalu melalui Pekan Hari Guru Nasional Tahun 2022. Jenis kegiatannya pun beragam meliputi kegiatan Akademik, Non Akademik dan Sosial serta dirangkaikan dengan penganugerahan Saraswati Awards, yang pada tahun ini merupakan pelaksanaan yang kedua.
“Penganugrahan Saraswati Award merupakan salah satu inovasi dari Disdikpora Buleleng dalam Bidang Guru dan Tenaga Pendidikan (GTK) yang bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan dan memacu inovasi insan pendidikan yang terencana dan berkesinambungan,”jelasnya.
Lebih lanjut, Kadis Astika menerangkan bahwa sumber daya manusia atau stakeholder sekolah yang unggul dapat dilihat secara kasat mata pada tiga indikator, yaitu inovatif, produktif dan kompetitif. Sedangkan kinerja stakeholders sekolah yang memenuhi tiga indikator tersebut akan berimplikasi pada empat performa penting satuan pendidikan, yang meliputi mutu lulusan, mutu pembelajaran, prestasi GTK, dan manajemen sekolah.
“Tugas guru memang amat berat walaupun demikian, sebagai guru yang sekaligus pahlawan tanpa tanda jasa harus tegar, tetap semangat, dan tetap meningkatkan profesionalisme,”pungkasnya.(Ag)