Subak Getih Desa Sudaji Jadi Pionir Pertanian Padi Sehat Menuju Organik

Admin bulelengkab | 07 Juni 2024 | 426 kali

Kelompok Tani Sri Amerta Sari Aji yang menaungi Subak Getih Dusun Bantas, Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, diharapkan menjadi pionir dalam pengembangan kawasan padi sehat menuju organik. Dalam kegiatan panen perdana hari ini , Jumat (7/6) di kawasan demplot dengan luas area sekitar 0,75 hektar tersebut berhasil menghasilkan gabah signifikan dari uji ubin yang telah dilakukan.


Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng yang diwakili oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan, I Gusti Ayu Maya Kurnia, mengungkapkan bahwa hasil uji ubin dari demplot 75 are menunjukkan peningkatan hasil panen yang signifikan. "Sebelum menggunakan pupuk kimia, hasil panen sekitar 3 ton setiap kali panen, namun sekarang meningkat menjadi 5,9 ton per panen," jelasnya.


Ia menambahkan bahwa Dinas Pertanian Provinsi Bali bersama pemerintah daerah akan terus mengawal dan memberikan bantuan kepada seluruh subak di Buleleng. Saat ini, hampir seluruh subak di Buleleng sudah mulai menerapkan pertanian organik, meskipun prosesnya berbeda-beda. "Sesuai komitmen kami dengan Provinsi Bali, perlahan semua petani mulai menanam padi sehat menuju organik. Ini memangtidak bisa instan, tetapi secara bertahap semua petani di setiap kecamatan di Buleleng sudah mulai mengikuti program ini," tegasnya.


Sementara itu, Kelian Subak Getih, Gede Ardika, mengatakan bahwa kelompoknya ingin memberikan contoh kepada 17 subak lainnya di Kecamatan Sawan tentang dampak positif dari pertanian organik. "Program ini didukung penuh oleh Dinas Pertanian Provinsi Bali dan Buleleng serta Ketua P4S Bali Sri Organik. Berkat bantuan, dukungan, dan pendampingan mereka, kami bisa mendapatkan hasil panen yang lebih memuaskan dibandingkan metode sebelumnya," katanya.


Gede Ardika menjelaskan bahwa proses penanaman padi di Subak Getih menggunakan metode SRI (System of Rice Intensification), yang dapat menghemat penggunaan benih, air, serta beralih dari pupuk dan pestisida kimia ke pupuk organik. Alhasil setelah menggunakan metode ini per mala meninkat drastis dari kurang lebih 150 biji menjadi 310 biji per batangnya.


"Astungkara, setelah empat bulan kami bisa merasakan dampaknya. Hasilnya sangat luar biasa. Semoga ini bisa menjadi contoh bagi subak lainnya untuk mewujudkan padi sehat menuju organik," pungkasnya. (Suy)