Tak sekadar perayaan, tapi napak tilas sejarah. Itulah yang tergambar dalam kemeriahan Perayaan Satoe Setengah Abad (150 Tahun) SD Negeri 1 Paket Agung, Jumat (1/8). Ribuan alumni, siswa, guru, dan tokoh masyarakat larut dalam suasana haru, bangga, sekaligus bahagia, mengenang sekolah yang menjadi bagian dari jejak lahirnya sang proklamator, Ir. Soekarno.
Acara sarat sejarah ini dibuka dengan jalan santai bersejarah, menyusuri kawasan Veteran dan mengunjungi rumah Raden Soekemi, ayah Bung Karno, yang dahulu menjadi guru di SD ini dan bertemu dengan Nyoman Rai Srimben, peristiwa cinta yang kelak melahirkan pemimpin besar bangsa, Bung Karno.
“Ini bukan sekadar sekolah. Di sinilah benih sejarah bangsa ditanam. Raden Soekemi pernah mengajar di sini, bertemu cinta sejatinya, dan melahirkan tokoh besar Indonesia. Maka 150 tahun SD 1 Paket Agung adalah warisan sejarah yang wajib kita jaga,” Ucap Sekda Buleleng Gede Suyasa, mewakili Bupati Buleleng saat hadir dan melepas jalan santai.
Sementara itu, Ketua Panitia yang juga Alumni Sekolah SDN 1 Paket Agung, Ketut Wiratmaja mengatakan rasa syukur bisa merayakan satu setengah abad sekolah ini. Diceritakan, sekolah ini yang dulunya Tweede Klasse School, Sekolah Rakyat, hingga SDN 1 Paket Agung merupakan warisan luhur dari para pendahulu.
“Sekolah ini melahirkan pemuda-pemuda hebat yang kini ada di posisi strategis di Buleleng, Bali, bahkan tingkat nasional. Kami alumni bertekad terus merawat sejarah dan semangat pengabdian ini,” tegas Wiratmaja.
Menurut Wiratmaja, kegiatan ini lebih dari sekadar nostalgia, perayaan ini juga menampilkan kegiatan menarik lainnya, seperti safari kesehatan, pameran tematik, fashion show kolaborasi siswa dan alumni, pentas seni, pemberian bantuan sosial, hingga pembagian doorprize. Tak hanya itu, drama “Kisah Sang Proklamator” yang mengangkat tokoh Raden Soekemi dan Nyoman Rai Srimben turut menyita perhatian para tamu undangan.
"Kemeriahan ini bukan hanya hiburan, tapi juga bentuk penghormatan pada sejarah perjuangan pendidikan. Momentum ini juga menjadi titik baru. Melalui koordinasi dengan pemerintah daerah, alumni dan sekolah bertekad untuk terus melestarikan semua warisan sejarah, agar tetap hidup dan menginspirasi dari generasi ke generasi," tutup Wiratmaja. (Suy)