Tiga terbaik dari lomba ogoh-ogoh tingkat kabupaten, juara pertama diraih oleh sekeha teruna-teruni (STT) Catur Yoga Desa Adat Anturan, Kecamatan Buleleng dengan judul “Detya Manaru” dengan nilai 595 berhak memperoleh hadiah sebesar Rp. 50 juta dan piagam penghargaan. Demikian disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan I Nyoman Wisandika, Jumat, 8/4 melalui sambungan telepon.
Lebih lanjut dikatakan oleh Kadis Wisandika, juara ke dua dari STT Giri Kusuma, Desa Adat Pancasari, Kecamatan Sukasada dengan judul “Sang Jogor Manik” dengan nilai 561 berhak mendapat hadiah Rp. 35 juta dan piagam, kemudian juara ketiga diraih oleh STT Tunas Teratai Tunjung Mekar Desa Adat Sudaji, Kecamatan Sawan dengan judul “ Sang Hyang Kala Raksa” dengan nilai 552 mendapat hadiah Rp. 25 juta dan piagam penghargaan.
“Para pemenang sudah ditetapkan berdasarkan rapat pleno tim juri yang terdiri dari seniman, praktisi dan unsur Dinas Kebudayaan yang juga dihadiri tim dari provinsi pada 6 April lalu. Proses Penilaian sebelumnya dari tingkat kecamatan sudah dimulai sejak 15 s.d 25 Maret 2022 dengan peserta 33 ogoh-ogoh, kemudian mengkerucut menjadi 3 terbaik di masing-masing kecamatan, lalu tahap akhir tingkat kabupaten,” ungkapnya.
Disinggung terkait kriteria penilaian, mantan Sekretaris BKPSDM ini menerangkan, unsur penilaian diantaranya keunikan tema, teknik kontruksi, karakter, proporsi, komposisi dan juga kreativitas. “Sumber hadiahnya, semua bersumber dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, dan penyerahan hadiah akan dilakukan oleh Gubernur Bali, hanya tinggal menunggu informasi lebih lanjut dari provinsi, menyesuaikan agenda bapak Gubernur,” tambahnya.
Masih kata Kadis Wisandika, dirinya berharap ke depan situasi membaik, persiapan lebih panjang, sehingga lebih banyak peserta yang ikut, muncul kreatifitas, inovasi yang baru dari para Yowana Adat. “Lomba ini merupakan wadah atau ruang untuk menyalurkan kreatifitas para Yowana Adat dalam melestarikan seni budaya Bali,” pungkasnya. (wd).