Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) salah satu masalah kesehatan yang patut diwaspadai. Terkait itu, Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Buleleng terus mengajak masyarakat untuk melakukan berbagai upaya dalam mengatasinya, Senin, (15/2).
Wabah DBD yang datang saat musim penghujan, Dinkes Buleleng selalu berupaya bersama masyarakat bersinergi dengan Pemerintah Desa/Kelurahan memberikan penyuluhan gerakan masyarakat memberantas sarang nyamuk dengan 3M plus : Menguras, Mengubur, Menutup, plus memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, gotong royong membersihkan lingkungan, periksa tempat-tempat penampungan air, meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar dan menanam tanaman pengusir nyamuk
Hal lain yang dilakukan Dinkes Buleleng diantaranya : melakukan koordinasi dalam pengumpulan data kasus DBD dengan rumah sakit pemerintah maupun swasta secara intensif untuk tindak lanjut penanganan di lapangan, melaksanakan penyelidikan epidemiologi kasus DBD di masyarakat guna pengumpulan data dan membatasi penyebaran kasus DBD, melakukan fogging focus sesuai indikasi persyaratan fogging per lokasi kejadian kasus DBD dan melakukan fogging massal untuk membatasi (Kasus Luar Biasa) KLB pada suatu wilayah, melakukan gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik).
Berdasarkan data distribusi waktu kejadian kasus DBD, bahwa peningkatan kasus terjadi pada bulan Januari sampai dengan Juli 2020 dan mencapai puncaknya kasus pada bulan Maret. Pola tersebut berkaitan dengan kondisi cuaca atau iklim penghujan dan pancaroba yang memungkinkan nyamuk berkembangbiak secara baik dan cepat, karena banyaknya tempat-tempat penampungan air. Dengan itu, perlu adanya upaya untuk merubah perilaku masyarakat terutama tempat penampungan air agar sesering mungkin dibersihkan
Menurut data perkembangan kasus DBD sampai Minggu ke-49 pada tahun 2020 mengalami peningkatan. Tercatat data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus DBD di Indonesia sebanyak 95.893 kasus, dan Kabupaten Buleleng sebagai Kabupaten dengan kasus DBD tertinggi di Indonesia dengan jumlah kasus tahun 2020 sebesar 3.402 kasus dan kematian sebanyak 7 kasus.
Maka dari itu, gerakan masyarakat (Germas) untuk Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) terus dilakukan walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini, banyak masyarakat mengaku khawatir tertular Covid-19, bila mereka melaksanakan PSN secara gotong royong di luar rumah atau lingkungan sekitar. Namun, hal itu tidak perlu di khawatirkan jika masyarakat tetap menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes). (wir)