Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Arga Nayottama Kabupaten Buleleng membuat terobosan dalam hal mengoptimalkan sampah di seluruh unit pasar yang ada di Kabupaten Buleleng. Salah satu terobosan itu adalah dengan membuat eco enzyme dari limbah pasar yang berupa buah dan sayur sebagai pengganti disinfektan sekaligus untuk pupuk.
Direktur Utama Perumda Pasar Arga Nayottama I Made Agus Yudi Arsana saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (25/3) mengungkapkan, pembuatan eco enzyme ini mulai dikerjakan pada awal munculnya pandemi Covid-19, yaitu pada awal tahun 2020. Karena kebutuhan disinfektan yang tinggi pada saat itu, maka muncul ide untuk membuat eco enzyme sebagai pengganti disinfektan, selain juga sebagai pupuk dan penetralisir bau.
Agus Yudi menjelaskan, pembuatan eco enzyme dilakukan oleh anggotanya sendiri tanpa melibatkan pihak lainnya. Hanya melihat dan mempelajari panduan dari internet dan informasi dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, kini setiap induk unit pasar di Buleleng sudah mampu membuat eco enzyme di tempatnya masing-masing.
"Mereka membuat eco enzyme di pasar masing-masing. Selama 3 bulan, limbah yang dimplentasikan itu baru bisa dimanfaatkan menjadi eco enzyme," ujarnya.
Terkait jumlah eco enzyme yang dihasilkan selama pembuatan, tergantung dari jumlah limbah yang dihasilkan. Semakin banyak limbahnya, semakin banyak juga menghasilkan eco enzymenya.
Pemanfaatan eco enzyme ini digunakan untuk penyemprotan disinfektan di lingkungan pasar setiap harinya, di samping itu, juga digunakan untuk pupuk di halaman pasar. Bahkan banyak pedagang yang minta untuk digunakan di rumahnya.
"Kadang pegawai-pegawai kita juga minta untuk di rumahnya. Katanya efektif juga untuk membasmi nyamuk, netralisir bau sehingga tidak begitu menyengat, seperti kandang ayam misalnya. Cukup tinggal disemprotkan saja," imbuhnya.
Untuk sampah plastik, setelah dipilah dari sampah organik, sampah plastik itu akan pihaknya jual ke Bank sampah. (Suy)