Cuaca Ektrem yang melanda Kabupaten Buleleng selama ini memang sangat berdampak buruk terhadap kondisi lingkungan yang secara tidak langsung meningkatkan indeks bencana. Tercatat selama tahun 2023 ini telah terjadi belasan becana kebakaran hutan dan lahan akibat cuaca panas dan kekeringan. Demikian terungkap dalam Podcast B-Kom (Bincang Komunikasi) Dinas Kominfosanti Buleleng “Antisipasi Cuaca Ektrem di Buleleng”, Selasa, (28/11).
Salah satu narasumber, I Gusti Bagus Rony Ariyana, Penata Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng menyampaikan berdasarkan data yang dihimpun tercatat sebanyak 422 bencana terjadi di Buleleng pada tahun 2023. Sebagian bencana adalah kekeringan, pohon tumbang, tanah longsor dan kebakaran hutan dan lahan. “Kami telah menanggulangi bencana kebakaran hutan dan lahan cukup banyak. Sebelumnya pada Juli lalu tercatat kebakaran hutan dan lahan sebanyak 11 kejadian dan itu tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Buleleng yang sangat luas ini,” terang Penata Gusti Rony.
Bencana kekeringan panjang akibat cuaca ekstrem yang terjadi dalam kurun waktu lama menjadi penyebab utama kebakaran hutan di Buleleng, terlebih akses menuju hutan juga tidak memungkinkan armada truk pemadam untuk mengakses langsung ke titik kebakaran. Sebagai upaya mengantisipasi meluasnya kebakaran hutan, pihaknya telah melakukan langkah - langkah kolaborasi bersama seluruh elemen masyarakat. “Kami telah melakukan sosialisasi terkait mitigasi bencana kepada masyarakat, utamanya wilayah Buleleng yang masuk dalam kawasan rawan bencana. Respon positif pun kami terima, sehingga nanti jika terjadi kembali kebakaran hutan atau pun bencana lainnya masyarakat sudah siap dalam melakukan tindakan cepat sebagai langkah awal,” ujar Penata Gusti Rony.
Sementara itu, narasumber lainnya, Gede Ngurah Dharma Seputra, Kabid Tata Ruang dan Bina Kontruksi Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng menambahkan bahwasannya upaya sinergi dengan seluruh pihak sudah dilakukan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem, termasuk kolaborasi bersama BPBD Buleleng. Berdasarkan data yang diterima, hujan dengan intensitas sedang dan tinggi akan mulai terjadi pada bulan Desember nanti dan puncaknya bulan Januari hingga Februari 2024. Terkait itu, pihaknya secara berkelanjutan melakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan di saluran air atau drainase. Sebagaimana yang diketahui, penyebab utama banjir di Buleleng adalah masalah timbunan sampah pada saluran drainase. “Kami terus tanamkan kepada masyarakat agar menjaga lingkungan, tidak membuang sampah di saluran air. Memang dampaknya tidak langsung hari ini, tapai nanti ketika masuk musim penghujan itu dipastikan drainase tersumbat dan menyebabkan banjir,” terangnya.
Selain itu, Kabid Ngurah Dharma juga menyampaikan langkah perubahan akses pun dilakukan khusunya pada saluran irigasi persawahan di Kabupaten Buleleng. Fungsi saluran irigasi dialih fungsikan menjadi saluran drainase, sehingga volume air yang mengalir menjadi lebih besar dan lancar. Ditambahkan, pembangunan sodetan pada drainase yang volume airnya sangat besar ketika hujan deras pun juga dilakukan dengan tujuan air mengalir lebih cepat dan tidak meluap ke jalan.
Melalui berbagai upaya itu, pihaknya berharap dukungan penuh masyarakat untuk membantu Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam menjaga kebersihan lingkungan, sehingga kemungkinan banjir yang terjadi di musim penghujan dapat diminimaliris. (Agst)