Dalam upaya mengadopsi penerapan implementasi dari Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di Buleleng khususnya penanganan insiden atau serangan siber di era digitalisasi ini, Pemerintah Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Komunikasi dan Informatika melaksanakan studi komparasi pada Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Kabupaten Buleleng, yang diterima oleh Kepala Dinas Kominfosanti Ketut Suwarmawan di ruang kerjanya, Kamis,(6/10)
Pada kesempatan itu, Kadis Suwarmawan menyampaikan terimakasih atas kedatangan rombongan dari Dinas Kominfo Kabupaten Bondowoso yang telah memilih Kabupaten Buleleng khususnya Dinas Kominfosanti belajar bersama dalam mengimplemetasikan program-program pemerintah daerah dalam SPBE.
“Selamat datang kepada ibu Harini Pujiati selaku pimpinan rombongan, kita sama-sama belajar untuk menerapkan SPBE. Computer Security Insident Respon Team atau CSIRT merupakan bagian dari SPBE. Awal CSIRT adalah CISRT yang merupakan wadah dalam mencegah, menangkal, menangani dan memulihkan atas serangan siber. Ini bentuk layanan perlindungan media siber,” terangnya.
Lebih lanjut ungkap Kadis Suwarmawan, bahwasannya dinasnya selama ini sangat intens berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Pusat khususnya tentang keamanan siber. “Penting kami jelaskan kewenangan CSIRT, manfaat terhadap informasi, salah satu tugas fungsinya pencegahan hoax di medsos, literasi keamanan data kepada masyarakat,”tegasnya.
Sementara itu, Kabid Persandian dan Statistik Dinas Kominfo Bondowoso Hariani Pujiati ditemui usai pertemuan mengatakan, alasannya melaksanakan studi komparasi ke Buleleng adalah untuk belajar, menggali ilmu terkait regulasi-regulasi/draft Keputusan Bupati tentang CSIRT. Harapannya bisa mengadopsi langkah-langkah Kominfosanti Buleleng.
“Hasil diskusi kami tadi, ternyata hubungan Kominfosanti Buleleng dengan BSSN bagus. Langkah ini yang kami perlukan dalam menerapkan SPBE khususnya CSIRT di Bondowoso. Sebagai contoh juga dalam membuat web tersendiri terkait CSIRT, karena saat ini web kami masih gabung dengan web PPID,” jelasnya.
Secara teknis, Kabid Persandian dan Statistik Dinas Kominfosanti Buleleng Komang Ery Marta Pariarta menambahkan, CSIRT saat ini berproses dalam tahap migrasi yang dahulu bernama CIRT yang menangani klarifikasi isu hoaks dan layanan siber media sosial pada umumnya. Jika migrasi sudah selesai makan penanganannya difokuskan dengan server atau komputer, seperti serangan malware, ransomeware, cloning website dengan cara pencegahan, penanganan, pemulihan atas terjadinya insiden tersebut.(wd)