Sebanyak 522 orang petugas akan disiapkan dalam pelaksanaan Sensus Pertanian tahun 2023 selama 2 bulan di Kabupaten Buleleng, hal tersebut dibahas dalam kegiatan audiensi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Buleleng dengan Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana didampingi Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik (Diskominfosanti) Kabupaten Buleleng dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng bertempat di Rumah Jabatan (RJ) Bupati Buleleng, (22/5).
Dalam kegiatan tersebut Kepala BPS Buleleng Made Bimbo Abdi Suardika meminta arahan serta dukungan pelaksanaan pencacahan lengkap dari pelaksanaan Sensus Pertanian yang rencana digelar mulai dari 1 Juni hingga 31 Juli tahun 2023.
Ditemui usai kegiatan, Kepala BPS Buleleng Made Bimbo Abdi Suardika menjelaskan pelaksanaan sensus ini sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang No.16 tahun 1997, serta dari himbauan organisasi pangan dan pertanian internasional yaitu FAO bahwa setiap negara harus melakukan dan mengupdate data pertanian setiap 10 tahun sekali. Serta untuk menjaga ketahanan pangan yang strategis, sehingga dalam mewujudkan hal tersebut data dari produsen pangan yaitu petani harus dilaksanakan validasi terkait program kemajuan pembangunan pertaniannya.
Pihaknya menambahkan dengan adanya pendataan ini nantinya dapat mencakupi seluruh wilayah beserta petani di lingkup Buleleng, serta data yang dihimpun merupakan data yang jujur dan berkualitas.
“Ada sebanyak 7 subsektor yang akan dinilai dari pendataan tersebut nantinya yang menyasar para petani kita di Buleleng,”jelasnya.
Seperti yang diketahui juga bahwa Bali yang erat kaitannya dengan sistem subak di pengelolaan pertaniannnya, tentunya dari BPS sendiri akan mengundang juga kelian subak untuk memberikan gambaran terlebih dahulu terkait teknis dari pelaksanaannya di lapangan yang rencanannya mengambil tempat di Sasana Budaya mulai tanggal 5-9 Juni 2023.
“Kita juga akan mengundang kelian subak ini agar petugas sensus nantinya akan diterima baik oleh para petani ke lokasi dan memberikan data yang valid dan apa adanyaa sesuai kondisi di lapangan,”tutupnya.
Usai melaksanakan kegiatan audiensi, dilanjutkan dengan peninjauan langsung ke Gedung Sasana Budaya terkait kesiapan kondisi lokasi untuk penerimaan kelian subak di Buleleng. (Ag)