Yuk Kenalan Dengan Atha, Mahasiswa Buleleng Penerima KIP-K Lulus Beasiswa di Inggris

Admin bulelengkab | 07 September 2025 | 299 kali

Tak pernah terbayang oleh Athanasia Gusanto, gadis yang besar di Buleleng ini, tidak menyangka bahwa langkah kecilnya sebagai anak dari seorang pedagang warung di pinggiran kota bisa membawanya sebagai satu satunya orang Indonesia ke salah satu universitas terbaik dunia di Negara Raja Charles yaitu Inggris.


Atha begitu ia akrab disapa, ketika dihubungi, Minggu (07/09), mengatakan bahwa mimpi besar tak mengenal latar belakang. Dara yang lahir pada Juni 2003 ini dibesarkan dalam keterbatasan ekonomi. Lulus dari Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) dalam waktu hanya 3,5 tahun dengan predikat cumlaude. Tak perlu menunggu lama, Atha langsung menantang dirinya untuk melanjutkan studi ke jenjang S2. Sebuah pencapaian luar biasa yang sekaligus membuktikan bahwa mahasiswa penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar - Kuliah (KIP-K) mampu bersaing. “Target saya memang setelah S1 harus lanjut S2. Entah di dalam negeri atau luar negeri, yang penting saya maju,” ujarnya.


Dengan semangat tinggi, ia mendaftarkan diri ke berbagai universitas ternama di Inggris. Tak disangka, dari lima kampus yang ia coba, semua menerimanya termasuk University of Edinburgh, kampus impiannya yang masuk peringkat 10 besar dunia dan top 3 di Inggris. Lebih mengejutkan lagi, ia bahkan lebih dulu mendapatkan tawaran beasiswa penuh dari rektor kampus tersebut, sebelum pengumuman resmi kelulusan diterbitkan.


Semua benefit seperti biaya kuliah, akomodasi, hidup sehari-hari, hingga penelitian ditanggung penuh oleh universitas. “Saya sampai bingung, kok saya malah dapat beasiswanya duluan, bukan pengumuman diterima kuliahnya,” kenang Atha.


Prestasinya selama kuliah pun tak main-main. Atha dikenal aktif di berbagai ajang debat, baik Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris. Ia langganan juara di Dies Natalis Undiksha, pernah menjadi delegasi di National University Debating Championship, hingga menjadi pelatih debat untuk sejumlah sekolah ternama di Bali. Tak hanya itu, ia juga aktif di dunia pageant kampus, pernah menyandang gelar Regem Regina dan Putri Undiksha.


Namun di balik semua capaian itu, jalan Atha tak selalu mulus. Ia harus membiayai hidup sendiri dan ditambah ibu beserta adiknya dengan menjadi guru les privat serta penerjemah lepas. Saat kabar penerimaan di kampus impiannya tiba, cobaan pun dating lebih berat Atha kehilangan ayah tercinta sebelum sempat menyaksikan putrinya menembus kampus elite dunia.


“Kepergian ayah justru jadi motivasi saya untuk melangkah lebih jauh dan mengangkat derajat keluarga. Karena saya tahu, beliau pasti bangga meski berada pada dunia berbeda,” ucapnya lirih.


Kini, Atha bersiap memulai babak baru sebagai mahasiswa Master of TESOL (Teaching English to Speakers of Other Languages) di University of Edinburgh, Skotlandia. Ia berencana tetap mengajar secara daring dan mengambil kerja part-time selama menjalankan studi di Inggris. Mimpinya tak berhenti di sana. Sepulang dari Inggris, Atha berkeinginan mendirikan sekolah atau pusat belajar bagi anak-anak dari keluarga sederhana seperti dirinya di Buleleng.


“Kalau saya bisa, anak-anak lain juga pasti bisa. Saya cuma ingin jadi bukti nyata bahwa pendidikan itu bisa mengubah segalanya.”harapnya. (Ag)