Suara tali yang terhentak dan kayu gangsing berputar riuh di lapangan voli Celebung, Desa Gobleg. Sejak pagi, anak-anak SD dan SMP setempat tampak antusias mengikuti eksibisi permainan tradisional menggangsing yang digelar Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng. Jumat, (12/9).
Mereka beradu ketangkasan, gangsing siapa yang berputar lebih lama di arena tanah. Setiap putaran disambut sorak sorai kawan sebaya, seakan menghidupkan kembali permainan tradisional yang kian jarang terlihat.
Perbekel Desa Gobleg, I Made Separsa, ikut hadir memberi semangat. Ia menegaskan pentingnya melestarikan menggangsing, permainan yang tak hanya dikenal di Buleleng, tetapi juga sudah diakui secara luas. Bahkan, pemerintah telah memasukkannya sebagai salah satu cabang olahraga tradisional yang dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Tradisional Nasional.
Bukan tanpa prestasi, Desa Gobleg pernah menorehkan catatan membanggakan. Pada tahun 2023 Sekeha Gangsing Desa Gobleg hasil meraih juara dua dalam kejuaraan nasional di Kuningan, Jawa Barat.
Kini, menurutnya semangat itu tampak kembali hidup. Anak-anak bermain dengan riang, gangsing berputar di tangan mereka tak sekadar hiburan, melainkan juga wujud kecintaan terhadap warisan budaya yang terus dipertahankan.
Sementara itu, Kepala Bidang Sejarah dan Cagar Budaya Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Nyoman Wiradarma mengatakan Eksibisi permainan tradisional megangsing Desa Gobleg adalah kegiatan pelestarian dan pengembangan budaya olahraga tradisional megangsing yang dilakukan oleh masyarakat Desa Gobleg, Buleleng, Bali, sebagai bagian dari upaya mereka untuk melestarikan tradisi lokal dan mengenalkan kepada masyarakat luas. (can)