Pemberdayaan masyarakat dalam mengolah produk olahan pangan sangat penting dilakukan. Hal ini dibuktikan dengan memaksimalkan UMKM khususnya pada ketahanan pangan seperti padi organik, sorgum, jahe merah dan Dendeng Asap Babi Hitam Bali.
Dikonfirmasi Senin, (12/12), Perbekel Desa Panji, Jro Mangku Made Ariawan mengatakan, Dendeng Asap Babi Hitam Bali ini dikelola oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Kayu Sugih yang ada di Banjar Babakan yang merupakan olahan makanan dari babi asli Bali.
Lebih lanjut, Perbekel Ariawan mengatakan olahan Dendeng Asap Babi Hitam Bali bisa tahan sampai 1 bulan. Hal ini dikarenakan memilih daging babi yang berkualitas.
"Peternakannya bisa berjalan, indukkannya bisa berjalan, hasil dari indukkannya bisa dibeli kembali oleh UKM kita untuk dijadikan produk Dendeng Asap, babi hitam, urutan dan produk olahan lainnya," ucap Perbekel Ariawan.
Kembali pada olahan Dendeng Asap, Ketua KWT Kayu Sugih, Ni Kadek Sasih menyampaikan pembuatan Dendeng Asap bermula dari pemilihan daging babi hitam Bali kelas 1 untuk dipotong tipis-tipis lalu dicuci bersih.
Setelah itu daging ditiriskan, lalu direndam dengan bumbu-bumbu seperti ketumbar, lengkuas, bawang putih, gula merah dan garam selama beberapa jam.
"Setelah bumbu meresap, daging babi pun dimasak dengan cara diasapkan, di dalam sebuah tungku yang dibuat sendiri dari drum bekas," terangnya.
Dendeng babi asap, mulanya dijual di daerah Buleleng saja. Namun seiring perluasan pemasaran melalui sosial media, banyak masyarakat dari luar wilayah Buleleng bahkan sampai luar Bali memesan Dendeng Asap Babi Hitam Bali.
Terkait dengan penjualannya, Kadek Sasih bisa menjual Dendeng Asap 15 kilo per bulannya. Untuk harganya, ia membandrol Rp. 200.000,- per kilonya. Dalam bentuk kemasan diberikan harga Rp. 20.000,- sampai dengan Rp. 50.000,-. (Wir)