Pentas Menerjang Hujan, GKA Sanggar Seni Manik Uttara Dibanjiri Pujian

Admin bulelengkab | 26 Juni 2025 | 131 kali

Hujan deras mengguyur Ardha Candra, membuyarkan sebagian besar penonton yang hadir di panggung seni budaya itu, Rabu (26/6) malam kemarin. Namun, semangat sekeha Gong Kebyar Anak-Anak (GKA) Sanggar Seni Manik Uttara masih membara. Mereka masih ingin menampilkan performa terbaik mereka di Pesta Kesenian Bali ke-XLVII Tahun 2025.


Sejatinya, GKA telah menampilkan dua dari tiga materi mereka. Tabuh Kreasi Damana dan Tari Magrumbungan. Namun, sebelum sempat menampilkan materi Dolanan Majukung-jukungan, hujan mulai turun dengan deras.


Sang Ketua Sanggar, Kadek Sefyan Artawan, melihat bara api semangat anak-anak masih menyala terang, memutuskan untuk melanjutkan pentas. Ketimbang kecewa karena batal tampil setelah latihan berbulan-bulan, tentu anak-anak berpikir lebih baik basah kuyup sekalian.


Curah hujan pun sedari awal telah mempengaruhi jalannya acara pada malam itu. Proses check sound yang seharusnya bisa dilakukan pada pukul 18.00 WITA pun, tertunda sampai 19.30 WITA.


"Kebetulan cuaca sangat buruk dari awal. Nah, kondisi sekarang bisa dilihat," imbuhnya.


Kondisi sound sistem pada saat itu dimatikan total oleh panitia, guna menghindari kerusakan akibat hujan. Maka dari itu, Sefyan berinisiatif memanggil penonton yang tersisa, untuk merapat ke panggung, agar bisa menyaksikan penampilan GKA dari dekat.



"Tyang permakluman selaku ketua sanggar, bahwa penonton tyang arahkan untuk mendekat panggung. Jujur saja, biar dolanan kami bisa didengar dialognya," tutup Sefyan, sebelum menginstruksikan pentas untuk mulai.


Beberapa menit sebelum pukul 10.00 WITA, pentas dimulai. Tabuh dimainkan di tengah hujan, tanpa dukungan sound system, anak-anak pelakon dolanan muncul ke stage, riuh penonton menyambut mereka.


Terpantau, anak-anak GKA Duta Provinsi Bali itu antusias menampilkan lakon mereka masing-masing, mengundang sorak sorai dan gelak tawa dari penonton yang masih setia bertahan, turut serta diguyur hujan deras. Karpet merah Ardha Candra yang digenangi air, terkadang bercipratan mengikuti gerak lincah para pelakon dolanan. Anak-anak menari dan tertawa, terkadang melompat-lompat. Seakan tampil sembari bermain hujan-hujanan.


Ibarat hujan deras yang biasanya mendatangkan banjir, kali ini pun demikian. Namun, banjir yang datang adalah banjir pujian dari masyarakat yang kagum atas keteguhan pantang semangat sekeha GKA Sanggar Seni Manik Uttara. Terlihat dari ratusan komentar yang disematkan pada video cuplikan penampilan mereka di akun @bulelengpaten.


"Bangga sekali sama adik-adik semuanya," tulis akun @arjunasutedjaa dengan emoticon terharu.


"Singaraja Kota Petarung. Jangankan hujan, api ade jeg kerobok deen! Semangat!" akun @baleganjur_terkini memberikan semangat.


"Keren sekali salut sama anak-anak Buleleng @sanggar_manik_uttara. Ke depan, Bali harus punya stage terbuka yang bisa ditutup otomatis jika hujan, seperti beberapa stadion sepak bola dunia. Bagaimanapun sebuah kebanggaan tampil di PKB, jangan sampai sirna karena terhalang hujan. Kalian semua tetap metaksu!" tulis akun @agungrahmaputra. (can)