Prokes Ketat, Perubahan Paradigma Jambore Daerah Bali di Tengah Pandemi Covid-19

Admin bulelengkab | 17 Desember 2021 | 505 kali

Perubahan paradigma mendasar pelaksanaan Jambore Daerah Bali dimasa pandemi  Covid-19 yang akan dilaksanakan di Bumi Perkemahan I Gusti Ngurah Rai Margarana Tabanan pada tanggal 19 s.d 21 Desember 2021 mendatang yaitu 1 orang 1 tenda seludung dan awal kedatangan maupun akhir kegiatan Jambore para peserta di tes Rapid Antigen. Demikian disampaikan Ketut Susila Widiarsana selaku Sekretaris Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Buleleng usai mengikuti pelepasan kontingen Jambore Kwarcab Buleleng di Loby Atiti Wisma Kantor Bupati Buleleng,Jumat (17/12).


Lebih lanjut dijelaskan oleh Susila, bahwasannya perkemahan Jambore Daerah Bali ini tetap menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Para peserta mengikuti kegiatan dengan pola isolasi terpusat. Tidak ada interaksi dengan orang luar. “Peserta datang akan di tes Rapid Antigen, begitu di akhir kegiatan Jambore akan di tes lagi, selesai kegiatan peserta akan di observasi selama 5 hari lagi untuk memastikan tidak ada gejala terpapar  Covid-19,” jelasnya.


Terkait antisipasi kerumumann dalam berkegiatan, Susila menerangkan selain di tes Rapid, peserta akan diatur dalam berkegiatan maksimal 30 orang dan dalam 1 tenda dihuni 1 orang peserta.”Dalam berkegiatan tidak menjadi satu,ada pos-pos tertentu  seperti busmetode, diatur sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kerumunan. Itu salah satu bagian Pramuka mengadaptasi pandemi Covid-19 terkait protokol kesehatan,” imbuhnya.


Sementara itu ditemui usai kegiatan, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Kadisdikpora) Kabupaten Buleleng Made Astika mewakili Bupati Buleleng mengatakan, kegiatan perkemahan besar dalam ajang Jambore Daerah Bali yang dilaksanakan setiap 5 tahun sekali ini menggunakan pola tatap muka terbatas. Hal ini menyesuaikan di tengah pandemi  Covid-19 agar tidak terjadi klaster baru.


Adapun tujuan dari Jambore ini, ujar Kadisdikpora  Astika adalah, mampu  berinovasi untuk memberikan kontribusi khusus dalam peningkatan karakter melalui pendidikan kepramukaan, gerakan Pramuka sebagai wadah pendidikan non formal untuk menghasilkan kader bangsa yang tangguh dan handal, berjiwa patriotik dalam membangun negara kesatuan Republik  Indonesia serta mampu melestarikan lingkungan.


“Harapan kami, kegiatan Jambore dapat mengasah kemampuan, ketrampilan dan menimba ilmu pengetahuan didasari  kode etik kepramukaan yaitu Dasa Dharma dan Tri Satya Pramuka sehingga generasi muda terhindar dalam kegiatan-kegiatan  negatif serta berperan aktif dalam pembangunan dan bela negara,” pungkasnya.


Disinggung tentang persiapan dalam mengikuti Jambore, Ni Made Nanik Susanika Penggalang Kwaran Busungbiu  yang bersekolah di SMPN 3 Busungbiu mengatakan, dirinya rajin berlatih untuk menambahkan kecakapan khusus dalam Pramuka. “Mengikuti perkemahan di Bali Mandara, belajar memasak, latihan baris berbaris, pentas seni, karnaval dalam satu tim, sehingga  saya memperoleh tanda kecakapan khusus,” ujar Danru Kasturi ini.


Untuk diketahui kontingen Penggalang Buleleng yang mengikuti kegiatan Jambore  Daerah Bali ini terdiri dari 4 regu dengan jumlah setiap regu 6 orang, ditambah 2 orang pembina pendamping dan 2 orang pimpinan kontingen Cabang Buleleng dari Dewan Kerja Cabang Buleleng.(wd)