Memasuki era digital, diperlukan cara baru untuk mengembangkan bisnis pariwisata termasuk di Bali yang kental akan pariwisata budaya lokalnya. Melalui pemanfaatan ruang digital menjadi cara efektif bagi penggiat bisnis pariwisata untuk meningkatkan standarisasi pelayanan. Menindaklanjuti hal tersebut, Kementerian Kominfo RI melalui Dispar Kabupaten Buleleng serta Diskominfosanti Buleleng menyelenggarakan Talkshow Literasi Digital serangkaian kegiatan Lovina Festival, bertempat di Panggung Tasik Madu, Lovina, Sabtu, (24/8).
Kegiatan yang mengangkat tema "Branding Pariwisata di Era Digital : Mengangkat & Melestarikan Kekayaan Budaya Lokal" itu, menghadirkan narasumber kompeten di bidangnya seperti Kadispar Buleleng Gede Dody Oktiva Askara, Kadis Kominfosanti Buleleng Ketut Suwarmawan, serta I Nyoman Sudirga Yusa selaku Founder of Pramana Experience.
Dalam paparannya, Kadispar Buleleng, Gede Dody Oktiva Askara, mengatakan dalam mengembangkan pariwisata berbasis digital diperlukan langkah dan strategi yang matang. Dalam pengembangannya juga harus memperhatikan pelestarian kekayaan dan budaya lokal. Jangan sampai upaya branding pariwisata yang digaungkan justru menggerus nilai dan menutup ruang dari kekayaan budaya lokal untuk tumbuh dan berkembang.
Bukti nyata mewujudkan kemudahan berwisata di Buleleng yang bisa diakses dengan hanya satu genggaman yaitu dengan mengakses website "Visit North Bali" karena disana wisatawan selain mendapat kemudahan perencanaan wisata di bali utara, sekaligus mendukung kekayaan budaya lokal agar lebih dikenal dan mewujudkan suistinable tuorism.
"Melalui website Visit North Bali yang telah di lengkapi dengan berbagai fitur, sekarang wisatawan kita mudahkan untuk merencakan traveling dengan hanya dengan satu genggaman,"terangnya.
Sementara itu, Kepala Diskominfosanti Buleleng, Ketut Suwarmawan menjelaskan peran penting dari dukungan digitalisasi untuk membentuk suistinable tourism, tergambar dengan adanya pemanfaatan Bali Smart Island (BSI).
Berbagai manfaat telah dirasakan dengan adanya kelengkapan jaringan internet gratis yang telah di pasang sebanyak 297 titik itu meliputi memperkuat desa adat, mendukung sistem layanan kesehatan, mengenalkan dan memasarkan produk ekonomi kreatif, promosi potensi kunjungan pariwisata dan meningkatkan standar pelayanan pariwisata.
"Berbagai dukungan sarana prasarana kita sudah implementasikan guna mendukung kemudahan aksesibilitas informasi,"tegasnya. (Ag)