Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng melalui Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng secara konsisten meningkatkan kesejahteraan petani kopi di Kabupaten Buleleng.
Upaya itu tentunya dapat dilakukan dengan menjamin kedaulatan petani dalam menentukan harga jual produk mereka.
Kedaulatan dapat dicapai, jika petani kopi berhasil menerapkan proses produksi dari hulu ke hilir secara mandiri.
Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng I Made Sumiarta ditemui pada kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Budidaya dan Pasca Panen Kopi di Bali Taman Beach Resort & Spa, Rabu, (13/10).
Terkait jenis kopi yang diunggulkan, Sumiarta mengatakan jenis kopi yang paling banyak dibudidaya di Kabupaten Buleleng adalah kopi robusta dengan 76% luas lahan dari total 11.033,87 hektar.
Kecamatan Busungbiu kata Sumiarta memiliki perkebunan kopi robusta paling banyak di Kabupaten Buleleng.
Sumiarta ingin Buleleng menjadi unggulan di pasaran kopi robusta, sehingga masyarakat umum maupun wisatawan akan ke Buleleng jika ingin membeli kopi robusta.
"Kita harus berintegrasi antar sektor antara PD Swatantra dan yang terpenting nanti kita menciptakan koperasi-koperasi tani, sehingga petani jika menjual produknya tidak bertanya kepada pengepul," ujarnya.
Lanjut Sumiarta, jika itu terwujud maka petani kopi di Buleleng dapat memiliki bargainin power yang lebih baik, sehingga tentu saja akan berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan petani.
Masih kata Sumiarta, faktor utama penentu daya jual kopi adalah kualitas dari biji kopi itu sendiri. Maka dari itu, pihaknya juga tetap membina para petani kopi untuk melakukan budidaya dengan memperhatikan kualitas.
"Yang paling penting adalah bagaimana berbudidaya yang baik," pungkasnya. (can)